Amarah

1211 Kata

Kuhela napas panjang kala tatapanku dan Meta saling bertemu. Aku yang ingin menghindari keributan di tempat umum, segera beranjak dari kursi tunggu. Aku harus segera pergi. Bukan karena takut, tapi lebih dari menghindar saja karena sepertinya amarah Meta akan tumpah sebentar lagi. Dan aku tak mau menjadi sasaran amarahnya. Namun di saat aku beranjak dari kursi, tiba-tiba Meta memanggilku. “Amanda!” Aku sontak menoleh dan melihat semua pasang mata yang ada di depan ruang laboratorium memandangku. Aku juga melihat tatapan terkejut dari sorot mata mantan suamiku dan Andi. Mereka pasti bertanya-tanya dalam hati, untuk apa aku ada di sini? Ah, sudahlah hadapi saja apa yang akan terjadi. Sudah terlanjur basah, nyemplung saja sekalian. Begitu menurut pemikiranku. “Ada apa?” tanyaku yang tetap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN