Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Aku akhirnya menerima ajakan makan malam mas Haikal. Kami sudah membuat janji bahwa malam ini mas Haikal akan menjemputku pukul tujuh malam. Aku berniat akan bersiap diri setelah mengeloni Pasya, karena anakku itu sudah mengantuk selepas magrib. Aku kecup kening Pasya sebelum aku turun dari tempat tidur. “Tidur yang anteng ya, Sayang. Mama sama papa mau makan malam dulu sebentar. Pasya nanti ditemani sama nenek, ya. Selesai makan malam, mama dan papa akan segera pulang kok,” gumamku seorang diri. Setelah kupastikan bahwa anakku sudah tertidur pulas, aku bergegas turun dari tempat tidur dan langsung berdandan. Malam ini aku sengaja akan mengenakan pakaian yang pernah mas Haikal beli untukku, saat kami masih menjadi pasangan suami istri. Sebuah gaun berlengan pendek dengan panjang selutut