Aku mendengar suara Akhza dari arah teras rumah. Tidak lama kemudian terdengar derap langkahnya memasuki rumah. Dari arah ruang tamu suaranya terdengar memanggil namaku. “Hay, sudah pulang?” tanyaku sembari menyalami Akhza seperti biasanya. “Pintu rumah kenapa nggak ditutup?” “Oh, itu… Aku lebih tenang kalau pintu rumah dan jendela dibuka lebar gitu, Za. Nggak enak kalau sering-sering di rumah Bu Rukiyah.” “Moni?” “Please, Za… Jangan suruh aku untuk bersikap tak acuh sama semua yang menimpaku. Terserah kamu mau percaya atau nggak. Tapi tolong, jangan larang aku untuk melakukan apa yang menurutku adalah paling baik untuk melawan persoalanku yang nggak bisa diterima nalar ini.” “Bukannya aku nggak percaya, Moni. Cuma kamu tahu sendiri desa ini nggak terlalu aman banget. Kalau kam
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari