Prosesi lamaran beberapa hari yang lalu membuat Aysa kerap kali tersenyum sendiri. Apa lagi mengingat sikap Azka yang menggemaskan bak pelawak, berkali- kali mengucapkan perkataan lucu yang mengundang tawa para hadirin. Ah, Aysa jadi malu sendiri. Selalu saja bayangan itu yang kerap menjadi pengantar tidurnya. Hingga keseringan ia tertidur dalam keadaan menyungging senyum. And than, sekarang ini Aysa sedang menghitung hari, menunggu saatnya momen terindah saat ia mendengar kalimat suci yang diucapkan oleh Azka. Ijab qobul. Tak lama lagi momen itu akan terlaksana. Rasanya mendebarkan. Aysa tidak menjadi calon pengantin seperti wanita lainnya yang terlihat sibuk saat menjelang pernikahan, sebab ia trima bersih saja. Semuanya sudah diatur oleh Tin, calon mertuanya. "Aysa, jangan cengar-