Bab 6

1616 Kata
Pagi pagi sekali Andrew bangun dari tidurnya, dia merasa sangat haus karena tadi malam tidak sempat meminum air sebelum tidur. Kedatangan Andrew di dapur menganggetkan Dita yang sedang masak di dapur. "Astaga" teriak Dita kencang hingga membuat suaminya langsung berlari menghampiri nya. "Kenapa sayang?" Tanyanya dan dia juga terkejut karena ada Andrew disini padalah jelas jelas bahkan pintu depan masih di kuncinya. "Lu kapan ada disini? Perasaan pintu masih ku kunci?" Tanya Angakasa heran. "Gue nginep semalem," jawabnya singkat langsung mengambil air putih untuk menuntaskan kehausannya itu. "Ngapain? Yang bukain pintu Aruna?" Tanyanya lagi "adek gue nggak lu apa apain kan?" Mendengar nada bicara Angkasa yang sedikit curiga membuat Andrew terbayang dengan manis bibir Aruna. Ah membayangkannya lagi membuatnya menginginkan lebih. "Hayoo diem aja,! Ngapain adek gua luu?" Andrew langsung menjawab tidak dengan tanpa ekspresi ah padahal dia mencuri firts kiss adeknya mana nggak ngaku lagi. Temen jahara mah gini udah nyuri ga mau ngaku mana gengsi lagi. "Adek lu, tuh malem malem nyuruh gue buat beli Obaat di apotek. Lu sih obat Una habis ga tau kasihan kan dia nahan sakit" marah Andrew. Nah lo seharusnya Angkasa yang marah malah jadi gantian Angkasa yang kena semprot sama Andrew. "Ye siapa tau? Adek gue ga enak kali soalnya kemaleman. Ya gapapa lah sekali kali ngerepotin lu, biar kek yang lain gitu sibuk bukan kek lu pengangguran" sindir Angkasa. "Gue bukan pengangguran ya!!! Macam macam lu" kesal Andrew dia langsung menuju kamar untuk mandi, lagian pula ada bajunya di sini . Gara gara dia dulu kebanyakan numpang tidur karena mamahnya yang selalu memborbardir dengan pertanyaan horor 'kapan nikah' kadang membuat Andrew jengah dan menghindar dari mamahnya. *** Aruna bangun dari tidurnya, masih dengan menggunakan baju tidur pendeknya dia turun ke bawah untuk sarapan bersama. Besok dia mulai masuk ke kampus karena mulai MOS, banyak barang yang harus dia bawa. Contohnya dia harus membuat nama dari kertas karton dan di buat bentuk bentuk ah bikin males kalau gini mah. Belum lagi dia nyari kemeja putih dan rok hitam yang longgar mana dia punya nya ketat semua makanya dia harus beli sekarang. "Kak, besok kan masuk kuliah mod gitu, tapi aku belum beli baju putih rok hitam nih" keluh Aruna. "Mau bareng sekalian? Nanti habis imunisasi Nando" tawar Dita. "Nggak usah mbak, nanti Una sendirian aja" jawab Aruna dia tidak mau merepotkan apalagi nanti banyak yang akan mereka beli. "Jangan dek, kondisi kamu masih belum sehat beneran. Biar dianter Andrew ya?" Tawar Angkasa. "Ngapain bawa bawa nama gue?" Tanya Angkasa yang baru bergabung di meja makan. "Itu, tolong dong anter adek gue dia nyari beberapa perlengkapan buat mos besok" pinta Angkasa. "Lah sekalian lu kan katanya mau pergi nanti?" Tanya Andrew. "Addek gue ga mau, makanya gue nyuruh lu yang nganter" jawab Angkasa. "Ya udah jangan lama lama," ucap Andrew kesal. "Ye kalau ga mau bilang aja sih om, lagian ini Xavier mau jemput dia siap mau nganterin aku lama lama kok" jawab Aruna, padahal dia hanya bercanda sekarang dia kesel banget sama om om belagu satu ini. "Oh xavier yang ganteng itu? Ya udah gapapa deh kalau Andrew sibuk" nahh kakak adek bergabhnv menjadi satu sukses membuat Andrew kalang kabut. "No!!! Aruna nggak boleh pergi sama mereka sama aku aja udah" jawab Andrew pada akhirnya dan membuat senyum Aruna terbit. Ah sukses banget sih godain on om m***m satu ini. Lama lama gemes juga nih Aruna kalau sama om Andrew. *** Setelah selesai sarapan Aruna langsung bersiap siap untuk pergi ke mall bersama dengan Andrew, banyak hal yang harus di beli. Ah dia jadi kesal kenapa senior kampus menyuruh nya membuat dan berpenampilan aneh sih dia jadi sebal sendiri. "Udah siap?" Tanya Andrew dan Aruna langsung menganggukkan kepalanya tanda sudah siap. Mereka langsung menuju ke tempat yang sudah di katakan oleh Aruna sebelumnya. Hari ini Andrew akan menemank sekaligus menjadi sopir gadis cantik di sampingnya ini. "Kamu kapan main ke rumah? Mamah udah kangen kamu katanya" ucap Andrew dia mencoba mencari topik pembicaraan karena tidak tahan dengan keheningan di mobilnya. Biasnaya Aruna akan teriak teriak nyanyi ga jelas tapi tumben sekarang jadi adem ayem kayak gini. Udah keliatan kayak bukan Aruna aja. "Ya udah nanti mampir" jawabnya singkat. "Oke" jawab Andrew dia juga bingung  akan bertanya apa lagi,dari pada bingung dia mending ikutan diam. Akhirnya mereka sampai di parkiran mall yang di tuju, Aruna menyuruh Andrew membawa barang barang yang diambilnya dari rak peralatan menulis ini. Memang banyak hal yang dibutuhkan oleh Aruna makanya dia butuh seseorang untuk membantunya. Tapi dia mendapatkan orang yang tepat yaitu Andrew entah kenapa om om ini mau saja di suruh suruh bawain barang Aruna. Dulu mah boro boro, laki laki ini kan si raja tega! Selalu aja membuatnya emosi mana selalu menolaknya. Dia kira Aruna ga bosen apa dengan semua penolakan nya. Ketika Aruna dekat dengan orang baru, barulah Andrew macam orang kebakaran jenggot. Menyebalkan memang satu orang ini, setelah semuanya terbeli mereka langsung memutuskan untuk kerumah Andrew mumpung jam masih menunjukkan pukul tiga sore.  "Mampir beliin es kelapa muda ya om?" Pinta Aruna pada Andrew. "Iya, banyak mau kamu ya sekarang" jawab Andrew. "Kan dari dulu Una kayak gini" jawab Aruna. Andrew diam, kalau di jawab ga selesai selesai nantinya. Mana mau Aruna kalah sih ? "Kamu disini aja, aku yang beli" ujar Andrew ketika Aruna ingin turun membeli es kelapa muda keinginannya itu. Warungnya di sebrang jalan dan Andrew takut Aruna kenapa kenapa, anak itu kan ceroboh banget jadi orang. Mana nyebrang langsung trabas aja nggak liat kanan kiri. "Lama banget si om," monolog Aruna, dia masih melihat Andrew yang mengantri membeli es kelapa itu. Aruna mintanya langsung sama batok kelapanya biar serasa kek dipantai gitu. Ah kalau nurutin Aruna mah ga ada habisnya. "Ini," ucap Andrew langsung memberikan pesanan gadis kecil itu. "Makasih, nanti om bantuin aku buat nama yang di buat di kertas itu ya?" Ucap Aruna dia sambil menikmati minumannya itu. "Iya," jawab Andrew. Mereka langsung melanjutkan perjalanan, sebentar lagi mereka akan sampai di rumah Andrew. Ah harus siap siap di sindiri sama mamagnya ini Andrew, biasa kalau Aruna sama mamahnya mah gitu udah jadi sekutu. "Mamaaaa" teriak Aruna ketika Diandra membukakan pintu. "Aaa sayangggg, udah lama ga kesini kamu ya. Gimana udah enakan badannya kan?" Tanya Diandra pada gadis manis ini. "Drama di mulai" ucap Andrew pelan dan langsung meninggalkan mereka. Aruna banyak bercerita dengan mamah Diandra, lagi lagi yang kena salah itu Andrew. Terus terusan disalahkan mamahnya. "Iya, dia itu bodoh banget masa kamu di tolak sayang? Ga pandang umur kalau udah tua kok masih juga gitu" sindir Diandra. "Ah Aruna udah move on Mamah, siapa suruh di tolak terus lagi pula banyak laki laki sebaya yang lebih oke dari pada om Andrew" sindir Aruna. "Yahh, impian mamah kandas dong? Ga bisa jadiin kamu mantu?" Ucap Diandra sedih. "Gapapa, kan Aruna bakalan tetep jadi anak mamah kok. Aruna kan ga bisa maksa om Andrew juga kan ya mungkin ga jodoh" jawab Aruna. "Janji ya sayang, jangan tinggalin mamah. Semoga kamu dapat laki laki baik yang selalu ada buat kamu dan sayang kamu ya" doa Diandra tulus. "Ga boleh!! Aruna sukanya sama aku ga boleh sama yang lain" ucap Andrew tiba tiba. "Suka suka Aruna dong om, emang om siapa? Pacar juga bukan mau ngatur ngatur Aruna sukanya sama siapa!!!" Kesal Aruna. 'ah makin seru nih' ucap Diandra dalam hati. Anaknya mulai terpancing dan mengatakan apa yang sebenarnya dalam hatinya. "Kamu ga boleh suka sama selain aku Aruna!" Andrew langsung menarik Aruna menuju kamarnya. "Eh eh , Mau di bawa kemana anak mamah Ndreww!!!!" Teriak Diandra. "Aku harus bicara sama dia Mah!" Ucap Andrew lalu menutup pintunya, dan bahkan menguncinya. Dia tidak mau ada yang mengganggu waktu bicaranya dengan Aruna. "Coba tatap mata aku? Katakan kalau kamu ga suka aku?" Ucap Andrew dengan posisi yang dikatakan sangat intim. Andrew mengunci pergerakan tubuh Aruna, dan kini bahkan Aruna takut untuk bergerak. "Ih om, jangan gini! Aruna takut" ucap Aruna mengalihkan pandangannya. "Aruna,.." lirih Andrew "kamu masih suka aku kan? Kamu bohong pada mamah kan?" "Beneran Aruna udah move on kok," ucapnya dengan takut. "Lihat mata aku," karena Aruna selalu mengalihkan pandangannya akhirnya Andrew memaksa Aruna dengan tangannya agar bisa menatapnya. "Kamu bohong sayang, jangan suka orang lain selain aku" ucap Andrew lalu mencium bibir Aruna. Gadis itu melotot karena terkejut dengan apa yang di lakukan laki laki di atasnya ini. Andrew semakin memperdalam ciumannya dengan Aruna yang masih terdiam kaku. Dia tidak tau dan tidak pernah merasakan ini sebelumnya. "Gerakan lidahmu Una," ucap Andrew setelah melepas ciumannya. "Ih kesel!!!! Ciuman pertama akuuu ih bibir aku udah ga suci lagii!!" Kesal Aruna memukul pundak dan lengan Andrew kesal. Bukannya kesakitan Andrew malahan tertawa terbahak bahak, dia menggulingkan badannya berada di samping Aruna. "Yang kedua kalinya sayang," ucap Andrew dan hal ini membuat Aruna penasaran. "Kedua?"tanya Aruna. "Ga usah di hitung lagi, aku akan menciummu setiap waktu" ucap Andrew fulgar, dia menarik badan Aruna agar mendekat ke arahnya. "Kita jadian?" Tanya Aruna menatap wajah Andrew. "Haruskah kita pacaran di saat umurku yang menginjak 35 tahun sayang?" Tanya Andrew. "Ihhh tapi Una kan pengen merasakan itu," rengek Aruna. "Ya sudah lah, pacaran atau apalah itu yang penting kamu milikku! Awas kalau sampai ada laki laki yang mendekatimu! Akan kupatahkan tangannya" ancam Andrew. "Hi takuttttt" ucap Aruna meledek. "Tidur!" Ucap Andrew dia memeluk Aruna erat. Aruna tersenyum dalam pelukan laki laki itu, ah dia berhasil membuat Andrew mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Entah bagaimana kehidupan Aruna setelah ini, mungkin akan sedikit kurang bebas karena pacarnya yang sangat possessive itu. Tapi setidaknya Aruna senang, cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Ah perjuangannya tidak sia sia mengejar ngejar Andrew mengikuti kemanapun laki laki itu pergi. 'you are my mine' batin Aruna sambil mengeratkan pelukannya.  Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN