Fano pun duduk menemani Anggi dan juga Sena di ruang tamu itu, mungkin ini kesempatan Fano untuk memandangi Sena lebih lama. “Oh, jadi mbak baru berhenti ya dari pekerjaan?” tanya Fano memastikan. Sena mengangguk cepat, ia berharap salah satu dari tetangganya ada yang bisa membantunya mencari pekerjaan. “Iya karena sudah kejauhan dari sini, jadi saya mutusin untuk berhenti bekerja,” ucap Sena sambil memperhatikan Fano yang baru ia sadari bahwa Fano adalah pria tampan yang ia temui di desa itu, sepertinya ia juga punya usaha yang lumayan terlihat dari rumahnya yang paling besar satu kampung itu. Sementara Anggi hanya memperhatikan Sena dan Fano saja yang sedang mengobrol karena Anggi tidak paham dengar urusan kantor atau apapun yang mereka bicarakan, Anggi tidak pernah bekerja dari dulu