Semua terjadi

1003 Kata
Mungkin takdir memang tidak bisa selalu seperti keinginan kita. Setiap jodoh, maut, karir berbeda - beda tiap orang. Ada yang hidup memiliki segalanya, tapi ada juga yang tak beruntung. Kerja keras dan berdoa salah satu cara untuk merubah apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Selvia tersenyum tipis melihat cermin. Apakah salah jika ia ingin hidup seperti orang yang memiliki segalanya? Atau ia hanya bisa menatap iri pada orang yang memiliki segalanya. Ia ingin mendapatkan semua yang diinginkannya walau harus dengan cara yang kurang baik. Yang penting baginya bisa mendapatkan semuanya dan tujuannya tercapai. Ia pun menghela napasnya dengan berat, ia memoleskan lipstik berwarna merah di bibirnya, memberikan bedak dan perona pipi di wajahnya, menyemprotkan parfum di lengan dan lehernya. Ia harus bisa berpenampilan menarik agar bisa memikat hati Bobby, rekan kerja Andre. "Aku harus bagaimana ya supaya Bobby itu tertarik sama aku," ujar Selvia menatap wajahnya di depan cermin. "Pasti teman Andre kaya nih, aku harus bisa membuat Bobby mengambil polis asuransi yang paling gede, tapi kalau dia pegang - pegang aku. Aku harus menolak atau bagaimana yaa, aku ga mau di cap murahan, tapi aku butuh uang. Aduuh aku jadi bingung." "Akh, aku lakukan yang terbaik aja deh, dari pada aku pusing sendiri. Pokoknya aku harus dapat uang apapun caranya, aku harus bertahan hidup bagaimanapun cara." Selvia melihat arloji di tangan kirinya, masih ada waktu 1 jam sebelum jam 9. Ia bergegas menuju ke Cental karaoke, jangan sampai ia terlambat. Sesampainya di sana ia merasa ragu, ada perasaan takut menggelayut di dalam benaknya. "Aku harus bisa, aku harus berani," ujar Selvia memberi semangat pada dirinya sendiri. Selvia menghubungi Andre. "Masuk saja di room 9," kata Andre sebelum Selvia sempat berkata apapun. Selvia melihat ponselnya, ia heran apa lelaki itu tahu kalau dirinya sudah berada di Central Karaoke. Dengan langkah percaya diri, ia menuju room 9. Saat ia membuka pintu ada 3 orang pria salah satunya Andre di sana bersama beberapa wanita. Selvia berusaha untuk tersenyum dengan tatapan menggoda pada ketiga pria yang ada di sana. "Kamu pasti Selvia yaa, ayo masuk," ujar Bobby. "Terima kasih," jawab Selvia dengan menarik sudut bibirnya. "Saya, Bobby teman Andre." "Iya Pak Bobby. Maaf saya mengganggu waktunya." "Ga ganggu. Sini dong duduk dekat aku jangan cuma berdiri aja di situ." "I–iya," jawab Selvia tergagap. Bobby menarik Selvia duduk di sampingnya dan memegang tangannya. Selvia merasa takut, tapi ia harus berani. Sudah kepalang tanggung baginya untuk mundur sekarang. "Kamu mau minum apa?" "Orange jus saja Pak Bobby." "Wah minuman anak kecil itu, ayoo minum yang di sini aja," ujar Bobby lalu meletakkan tangannya di paha Selvia. Tangan Bobby berpindah yang tadinya memegang tangannya sekarang berada di pahanya. Membelai secara perlahan di paha mulu Selvia, hal tersebut membuatnya tak nyaman. Ia ke sini bukan untuk diperlakukan dengan tidak semestinya ingin sekali ia menyingkirkan tangan itu, tapi ia menjadi khawatir kalau Bobby tidak mau untuk asuransi. Ia hanya diam mendapatkan perlakuan yang tak senonoh dari Bobby. Andre memperhatikan apa yang terjadi dihadapannya, ia melihat raut wajah Selvia yang tak nyaman. Apalagi Bobby dengan santainya mengelus - elus paha Selvia, membuatnya ingin meledak. "Maaf Pak saya permisi dulu mau ke kamar mandi," ujar Selvia sambil berdiri. Selvia dengan secepat mungkin menuju kamar mandi yang berada di luar room karaoke, saat menuju kamar mandi ia menahan air matanya agar tidak jatuh di pipinya, rasanya sesak di dalam hatinya. "Apakah sesulit ini mencari uang sampai aku harus bersikap murahan seperti itu," ujarnya melihat dirinya sendiri di depan cermin. "Andre hanya diam aja melihat aku diperlakukan seperti itu. Berarti dia memang tidak menyukaiku." Betapa kagetnya Selvia saat ia keluar dari kamar mandi ada Andre berada di sana. Andre mendekatinya dan menyentuh lehernya. "Kamu menikmati apa yang Bobby lakukan padamu," ujar Andre dengan emosi. "Apa yang kamu lakukan! Sakit Andre, kamu mencekikku," ujar Selvia kesakitan. "Apa kamu ingin Bobby menyentuhmu seperti ini." Tangan Andre menyentuh benda kenyal milik Selvia. Andre mendekatkan kepalanya ke leher Selvia menciumnya, tangannya meremas dengan kasar gunung kembar Selvia. "Andre jangan seperti ini sakit." Andre tak memperdulikan perkataan Selvia, ia terus membelai leher wanita itu dengan lidahnya. "Kamu suka diperlakukan kasar Sel." Andre berbisik di telinga Selvia lalu lidahnya menyentuh telinga Selvia. Andre memencengkram rahang Selvia dengan kasar dan melumat bibir Selvia. Selvia sangat terkejut Andre mencium bibirnya lalu ia pun membalas ciuman Andre. Mereka saling berciuman dengan mesra tanpa memperdulikan kalau ada orang yang akan terluka dengan apa yang mereka lakukan. "Aku ingin memilikimu, Sel," ujar Andre dipenuhi gairah. "Aku juga Ndre. Aku ingin menjadi milikmu." Andre melihat Selvia dengan tajam, ia memperhatikan wajah cantik bermata sendu tersebut. "Kita ke hotel." Andre menarik tangan Selvia keluar dari Central Karaoke. Tak membutuhkan waktu yang lama Selvia dan Andre berada di hotel berbintang 5. Selvia melihat Andre dengan tatapan yang diselimuti gairah begitu juga Andre melihat Selvia dengan hasrat ingin memiliki. "Ndre, aku ga enak dengan Diandra," ujar Selvia. "Jangan sebut namanya saat kita bersama," ucap Andre sambil memegang wajah Selvia. Andre melumat bibir Selvia dan Selvia membalas setiap lumatan-lumatan Andre. Tangan Andre menyentuh benda kenyal yang sudah membuncah ingin di rengkupnya. Andre membelai gunung kembar Selvia dengan lidahnya, menghisapnya dengan napsu. Selvia menikmati setiap rangsangan yang diberikan Andre padanya, ia menjambak rambut Andre. Selvia menarik kepala Andre dari gunung kembarnya dan membuka kancing celana Andra. Ia memegang junior Andre memasukkannya ke dalam bibir seksisnya. Andre merasakan kenikmatan saat lidah Selvia bermain di juniornya dengan sangat lincah berbeda dengan Diandra. Selvia sekarang sudah berada di atas Andre, ia memasukkan junior Andre secara perlahan di intinya. Junior Andre sudah masuk dengan sempurna di lembah-lembah surgawi Selvia. Selvia menggoyangkan pinggulnya di atas Andre. Mereka saling mendesar berbagi kenikmatan di dalam kamar hotel yang menjadi saksi bisu perselingkuhan mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN