Makan Dengan Menu Sederhana

1007 Kata
Aku langsung di sambut, dengan sangat hangatnya. Oleh anak-anak dan istriku. " Hore Papa pulang!" semua anak-anakku berteriak dan memelukku. Sedangkan Tiara, hanya tersenyum. Dia terlihat sangat cantik, manis dan mempesona. Tiara menyediakan kue wortel dan kue kentang. Dengan rasa yang enak sekali, Tiara memasak tiga menu sederhana. Sayur Capcay udang, Ati Ampela di balado dan Bakwan Jagung. Tak lupa sebagai perlengkapanny ada sambal Mangga. Tatkala aku ingin memeluk dan mengecup kening istriku Tiara, Tiara mendekatiku dan tersenyum. " Sayang kamu sebaiknya mandi dulu, kamu kotor dan bau keringat. Setelah mandi dan sudah wangi baru boleh mendekat," ucap Tiara dengan tersenyum. " Ok sayang, aku mandi dulu iya. Kamu jangan lupa iya sayang setelah mandi aku akan memeluk dan mengecup bibir mungilmu," ungkap aku dengan terseyum. "Iya suamiku sayang, kamu mandi dulu iya sayang. Jangan lupa mandi yang bersih!" titah Tiara dengan penuh kelembutan. Aku melangkahkan kakiku, aku pergi ke kamar mandi. Aku berendam di bak mandi selama satu jam setengah. Aku berendam dengan aroma terapi Bunga mawar dan Cokelat. Setelah selesai aku berendam, aku segera mengenakan piyama tidur. Piyama yang telah di sediakan oleh Tiara istriku tercinta. Aku tak lupa, untuk segera menyemprotkan farfum keseluruhb tubuhku, agar seluruh tubuhku wangi sehingga Tiara semakin semangat lagi memeluk dan mengecupku. Dari kamr, aku melangkahkan kakiku menuju meja makan. Aku langsung makan malam bersama anak-anak dan istriku, Lumpia bermacam rasa juga sudah di amankan di kulkas. "Sayang silahka di makan," ucap Tiara dengan tersenyum manis. "Terima kasih iya sayang, aku mau Bakwan Jagungnya di tambah lagi!' titahku dengan tersenyum. "Ok baik sayang," ucap istriku dengan tersenyum. Setelah selesai makan, Debora langsung mencuci piringnya. Sedangkan aku, Tiara dan anak-anakku yang tiga sedang menonton TV. Iya kami sedang menonton TV bersama. Aku sangat khawatir, apakah anak-anakku sudah belajar. Aku takut mereka belum belajar. Karena aku sangat tak mau dan tak ingin, anakku menjadi males dan bodoh karena tak mau belajar. "Tiara sayng apakah anak-anak kita sudah belajar?" tanyaku dengan berbisik ke telinga Tiara. "Kamu nggak perlu khawatir, kau tak perlu cemas sayang. Ke empat anak- kita tak pernah lupa untuk belajar," jawab Tiara dengan tersenyum. Karena sudah malam, sekitar jam sembilan malam, Aku memerintahkan anak-anakku untuk segera tertidur. "Anak-anakku sayng, sudah malam sayang. Sebaiknya kalian semua tertidur nak, supaya kalian semua nggak telat sayang. Tidurlah nak," titahku dengan tersenyum. Akhirnya anak-anakku masuk ke dalam kamar mereka masing-masing, tetapi tidak bagi Debora. Karena Debora masih menonton TV, tatkala Tiara istriku sudah tertidur. Aku menghampiri Debora putriku yang sedang menonton TV sambil menangis. Aku sangat panik sekali, tak melihat Debora menangis seperti itu. Membuiatku semakin penasaran sekali, untuk aku bertanya-tanya. Aku akhirnya memberanikan diri, untuk bertanya-tanya akan kondisinya. " Sayang kamu kenapa berwajah seperti itu? Kenapa ekpresi kamu seperti itu? Kamu jangan cemberut seperti itu?" tanyaku kepada putriku Debora. "Papa aku sangat sedih," jawab putriku Debora dengan tersenyum dan menangngis. " Sedih kenapa putriku sayang? Kamu jangan bersedih sayang," ucapku dengan tersenyum. " Lucas Papa, aku sangat sedih Papa. AKu sedih sekali Papa," ucapku dengan tersenyum. "Iya Papa, aku sangat sedih sekali. Aku sangat kecewa sekali," ungkap kembali Debora dengan menangis. "Sudahlah Debora, jangan menangis. Jangan seperti itu sayang," ucapku dengan tersenyum. Setelah selesai, aku memeluk tubuh mungil Debora. Aku menghapus air mata Debora. Aku mengecup kening putriku Debora. Aku memeluknya, aku meraih tangan Debora. "Sudahlah jangan menangis, putriku Debora dengan tersenyum. Kamu jangan seperti itu nak," ungkaplu dengan tersenyum. "Iya Papa, maafkan Debora iya. Debora sangat sayang dan cinta sama Papa," ungkap Debora dengan tersenyum. Karena sudah malam sekali, aku dan Debora segera tertidur. "Debora tidur iya, sudah malam nak. Sudah nak jangan menangis nak," ucapku dengan tersenyum. " Iya Papa, aku mau tidur iya. Selamat malam Papa," Jawab Debora dengan tersenyum. Aku segera masuk ke dalam, aku ke dalam kamarrku. Aku segera berbaring di samping istriku, Aku terbangun pagi sekali sekitar jam empat pagi. Aku terbangun pagi sekali, aku segera mandi. Setelah selesai mandi, tak lupa setelah itu aku mengenakan seragam militerku dengan univorm lengkap TNI Angkatan Laut. "Sayang aku sudah rapih dan wangi," ucap aku dengan tersenyum. ' Iya sayang, aku masih bau. Karen aku belum mandi," ucap Tiara dengan tersenyum. Setelah Tiara selesai mandi, Tiara menyiapakan sarapan pagi untuk keluarag kami. Tiara memasak, Nasi Goreng Seafood. Memasak Nasi Goreng Seafood yang rasanya sangat enak dan lezat. "Aku sangat sedih, aku sangat sedih sekali. Sedih banget sayang,' ucapku dengan menangis "Kamu kenapa menangis?" tanya Tiara dengan penuh pertanyaan. " Saya sangat sedih karena saya baru mencoba masakan kamu yang rasanya sangat enak. Rasanya sangat gurih sekali," ungkapku dengan tersenyum. "Syukurlah sayang jika begitu, saya sangat bahagia. Saya senang kamu bahagia. Kau suami terbaikku," ucap istriku Tiara dengan tersenyum. Setelah selesai sarapan, aku segera bergegas untukberangkat kerja. Setibanya di kantor, aku langsung berlari bersama anak buahku. Tidak hanya berlari aku juga segera senam Maumere. Aku juga senam Olahraga Militer. Setelah selesai, aku segera masuk ke ruanagnku, karena besok adalah ulang Tahun KOSTRAD TNI AD. Aku segera berlatih, menyiapakan dua puluh pasukan, untuk membantu pasukan KOSTRAD. Tetapi dengan diskusi yang sangat matang, yang telah aku siapkan bersama WADANYON. Aku sangat semangat, aku adalah prajurit Tangguh. Anak-anakku adalh Prajurit Tangguh. Sebagai Prajurit Tangguh saya akan terus berjuang, menjadi leb9h baik lagi. Saya ingin menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Aku dan Wadayon, menyempatkan makan siang di sebuah kedai Gado-gado yang sangat sedehana. Setelah saya makan, saya sangat merasakan peruit saya sakit sekali. Wadayonku memberikan aku obat sakit perut. Yang katanya sangat ampuh dan mujarab, tetapi bukan dengan obat atau pil sakit perut. Melainkan dengan daun Jambu. "Akh... Sakit sekali,' ucapkku dengan meringis keskitan. "Komandan kenapa?" tanya Usman dengan tersenyum. ' Perutku sakit sekali,' jawabku dengan tersenyum. "Minum ini Komandan,' jawab USMAN dengan tersenyum. "Apa ini Usman?" tanyaku dengan penuh keheranan karena Usman hanya memberikan daun Jambu. 'Ini adalah daun jambu Pak, daun jambu ini berkhasiat baik. Untuk sakit perut Pak. Bapak minum iya," titah Usman dengan tersenyum. 'Terima kasih banyak iya Usman," jawabku dengan tersenyum. Usman benar sekali, rupanya daun ini memang sangat mujarab dan berkhasiat. Aku sudah tak merasakan sakit lagi. Bersambung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN