Aku dengan bersusah payah, meyakinkah istriku. Karena Tentara nggak ada yang namanya selingkuh.
Karena jika kami ketahuan selingkuh, yang ada karier militer yang kami bina bakalan hancur. Yang ada akan di pecat dari kesatuan kami.
"Kamu tenang saja, aku nggak mungkin selingkuh dan mengkhianati kamu. Karena di hatiku hanya ada kamu,' ucapku dengan mencoba meyakinkan istriku.
"Iya sayang, aku percaya dengan kamu. Aku sangat yakin," ucap Tiara dengan tersenyum.
Aku sangat mengantuk sekali, aku dan Tiara akhirnya melanjutkan tertidur kami.
Aku dan istriku terbangun pagi sekitar jam empat pagi, kami berdua mandi bersama.
Aku dengan sangat telaten, memakaikan pakaian untuk istriku. Barulah setelah itu, aku mengenakan seragam militer dengan seragam PDH lengkap dengan uniform TNI Angkatan Laut yang sangat lengkap.
Aku dan istriku sudah sangat rapih sekali, kini kami berdua bersiap-siap turun ke bawah. Kami berdua kini sedang bersiap-siap untuk sarapan bersama ke empat buah hati kami.
Kami kini sedang menikmati sarapan pagi, sarapan yang telah sudah di masak oleh Debora putri pertama kami.
"Maaf iya Pa, maaf iya Ma. Maaf jika masakan yang Debora masak kurang enak," ucap Debora dengan tersenyum.
"Masakan yang kamu masak enak kok sayang, sayang Mama dan Papa mau pergi ke makam pahlawan. Kira-kira pulangnya bisa malam," terang Tiara dengan tersenyum.
"Kalian semua jaga diri iya sayang, jangan lupa makan yang banyak. Jaga adik kamu yang baik iya Debora," ucap aku dengan tersenyum.
"Ok Mama, ok Papa. Kami akan baik-baik saja selama Mama dan Papa pergi," ucap ke empat anak-anakku dengan sangat kompak.
Setelah sarapan, aku dan istriku segera berangkat menuju Yonif 01 Marinir.
Kami semua menyambut, kedatangan Bapak KASAL beserta Ibu.
Kami sangat senang dan bahagia sekali, karena mendapatkan kunjungan dari Bapak KASAL dan Ibu.
Kami juga menyempatkan diri, untuk makan siang bersama para prajurit terbaik kami.
Bapak Kasal yang sebentar lagi akan pensiun, beliau mendekatiku. Beliau mendekatiku dan menepuk pundakku sambil berucap.
"Adrian apakah kau sudah siap jika kau di angkat menjadi Bapak KASAL?" tanya Bapak Kasal dengan tersenyum.
"Saya sudah sangat siapsekali Bapak, jika memang saya akan menjadi Bapak Kasal. Saya akan menjadi Bapak Kasal dengan sangat baik sekali," jawabku dengan tersenyum.
"Itu sangat bagus sekali Adrian, saya sangat suka sekali dengan semangat kamu Adrian. Semoga jika kamu menjadi Bapak KASAL yang baik kamu dapat menjalankan tugas kamu dengan baik,' ucap Bapak Kasal dengan tersenyum.
Aku beserta istriku, makan bersama dengan Bapak KASAL. Kami makan bersama.
Setelah selesai kami semua makan siang, kami semua kini bersiap-siap untuk menuju ke makam. Untuk mengunjungi makam pahlawan.
Tidak terasa sekarang usia aku sudah tua sudah berumur tiga puluh tua tahun.
Sebentar lagi Tiara sudah kelas dua Sma sekarang. Bahkan bungsu aku Angkasa sekarang sudah kelas enam sd.
"ที่รัก ทำไมคุณถึงฝันกลางวัน อย่าฝันกลางวันเลยที่รัก ภายหลังคุณจะถูกผีเข้าในสุสาน ฉันไม่อยากให้สามีเป็นแบบนี้เลย กาลเวลาแทนการมาเยือนด้วยการอธิษฐานแต่ในภวังค์
Thī̀rạk thảmị khuṇ t̄hụng f̄ạnklāngwạn xỳā f̄ạnklāngwạn ley thī̀rạk p̣hāyh̄lạng khuṇ ca t̄hūk p̄hī k̄hêā nı s̄us̄ān c̄hạn mị̀ xyāk h̄ı̂ s̄āmī pĕn bæb nī̂ ley kāl welā thæn kār mā yeụ̄xn d̂wy kār xṭhis̄ʹṭ̄hān tæ̀ nı p̣hwạngkh̒,' tanya Tiara dengan tersenyum.
(Sayang kamu kenapa melamun? Jangan melamun sayang, nanti kamu kesurupan hantu di kuburan. Aku sangat nggak mau, jika suami aku jadi seoerti ini. Masa bukannya berkunjung dengan berdoa malahan kesurupan,)
"ฉันไม่ได้ฝันกลางวันนะที่รัก ถึงแม้ว่าฉันจะเงียบไม่ได้หมายความว่าฉันฝันกลางวันนะที่รัก มีบางอย่างที่ฉันคิดเกี่ยวกับ
C̄hạn mị̀ dị̂ f̄ạnklāngwạn na thī̀rạk t̄hụng mæ̂ẁā c̄hạn ca ngeīyb mị̀ dị̂ h̄māykhwām ẁā c̄hạn f̄ạnklāngwạn na thī̀rạk mī bāng xỳāng thī̀ c̄hạn khid keī̀yw kạb," jawabku dengan tersenyum.
(Aku tidak melamun sayang, walaupun aku diam bukan berati aku melamun sayang. Ada sesuatu hal yang sedang aku pikirkan,)
"คิดอะไรอยู่ที่รัก
Khid xarị xyū̀ thī̀rạk,' tanya Tiara dengan tersenyum.
(Memangnya apa yang sedang kamu pikirkan sayang?)
"ฉันกำลังคิดว่าตอนนี้ฉันอายุเท่าไหร่แล้ว ฉันไม่อยากจะเชื่อเลยว่าฉันอายุ 32 ปีแล้ว เด็กก็อยากโต
C̄hạn kảlạng khid ẁā txn nī̂ c̄hạn xāyu thèā h̄ịr̀ læ̂w c̄hạn mị̀ xyāk ca cheụ̄̀x ley ẁā c̄hạn xāyu 32 pī læ̂w dĕk k̆ xyāk to,'
(Aku sedang memikirkan usia aku selkarang sudah tua sayang, tidak terasa usia aku sekarang sudah tiga puluh dua tahun. Anak-anak juga sudah mau dewasa,)
"ฉันคิดว่าคุณกำลังคิดถึงคำถามจากคุณก่อนหน้านี้ คุณแม่ยังพูดก่อนหน้านี้ว่า ฉันจะพร้อมถ้าสามีของฉันเป็นคุณคาซาล ฉันต้องเข้มแข็งแม้ว่าสามีของฉันจะก้าวขึ้นอย่างรวดเร็วตั้งแต่อายุยังน้อย แต่แม่ก็ให้คำแนะนำและคำแนะนำแก่ฉัน
C̄hạn khid ẁā khuṇ kảlạng khidt̄hụng khảt̄hām cāk khuṇ k̀xn h̄n̂ā nī̂ khuṇ mæ̀ yạng phūd k̀xn h̄n̂ā nī̂ ẁā c̄hạn ca phr̂xm t̄ĥā s̄āmī k̄hxng c̄hạn pĕn khuṇ khā sāl c̄hạn t̂xng k̄hêmk̄hæ̆ng mæ̂ẁā s̄āmī k̄hxng c̄hạn ca k̂āw k̄hụ̂n xỳāng rwdrĕw tậngtæ̀ xāyu yạng n̂xy tæ̀ mæ̀ k̆ h̄ı̂ khả næanả læa khả næanả kæ̀ c̄hạn,' ucap Tiara dengan tersenyum.
(Aku kira kamu sedang memikirkan pertanyaan dari Bapak tadi, ibu juga berkata tadi jika aku akan siap jika suami aku menjadi Bapak KASAL. Aku harusa kuat waluoun suamiku cepat naik pangkat di usia muda, Ibu barusan memberikan aku nasehat dan wejengan untukku,)
Tentu saja, aku akan siap sedia jika aku di berikan mandat dan amanah untuk naik pangkat dengan sangat cepat.
"ฉันไม่ได้คิดเกี่ยวกับมัน ที่รัก ถ้าพระเจ้าต้องการให้ฉันได้รับการเลื่อนตำแหน่งอย่างรวดเร็ว ฉันมีความสุขและมีความสุขมาก ฉันจะเป็นนาย Kasal ที่ดีมาก ฉันจะดูแลและปกป้องลูก ๆ ของฉัน
C̄hạn mị̀ dị̂ khid keī̀yw kạb mạn thī̀rạk t̄ĥā phracêā t̂xngkār h̄ı̂ c̄hạn dị̂ rạb kār leụ̄̀xn tảh̄æǹng xỳāng rwdrĕw c̄hạn mī khwām s̄uk̄h læa mī khwām s̄uk̄h māk c̄hạn ca pĕn nāy Kasal thī̀ dī māk c̄hạn ca dūlæ læa pkp̂xng lūk «k̄hxng c̄hạn,' ucapku dengan tersenyum.
(Aku tidak kepikiran kesana sayang, jika Tuhan berkehendak aku naik pangkat cepat. Aku sangat senang dan bahagia sekali, aku akan menjadi Bapak Kasal yang sangat baik. Aku akan menjaga dan melindungi anak-anakku,)
Aku sangat berharap sekali, jika aku akan menjadi prajurit yang sangat baik. Jika memang aku di beri amanah oleh Tuhan menjadi Bapak KASAL di usia muda. Tentu saja, aku ingin menjadi contoh yang sangat baik sekali.
"ฉันต้องการเป็นแบบอย่างที่ดี ที่รัก เป็นแบบอย่างที่ดีให้กับทหารของกองทัพเรือชาวอินโดนีเซีย ฉันต้องการให้ลูกหลานของเราเป็นทหาร TNI สักวันหนึ่ง
C̄hạn t̂xngkār pĕn bæbxỳāng thī̀ dī thī̀rạk pĕn bæbxỳāng thī̀ dī h̄ı̂ kạb thh̄ār k̄hxngkxng thạph reụ̄x chāw xindonīseīy c̄hạn t̂xngkār h̄ı̂ lūk h̄lān k̄hxng reā pĕn thh̄ār TNI s̄ạk wạn h̄nụ̀ng," Ungkapku dengan tersenyum.
(Aku ingin menjadi contoh yang sangat baik sayang, menjadi contoh yang sangat baik untuk para prajurit TNI AL. Aku ingin kelak anak kita juga dapat menjadi prajurit TNI,)
"อาเมียงที่รัก หวังว่าสิ่งที่เราต้องการจะเป็นจริงได้ พระเจ้าได้ยิน
Xā meīyng thī̀rạk h̄wạng ẁā s̄ìng thī̀ reā t̂xngkār ca pĕn cring dị̂ phracêā dị̂yin," ucap Tiara dengan tersenyum.
(Amien sayang, semoga apa yang kita inginkan dapat terkabul. Tuhan maha mendengar,)
Kami semua selama di makam, kami berdoa dan berharap semoga apa yang kita panjatkan. Semoga para pahlawan akan tetap harum dan di kenang jasanya.
Setelah selesai, aku dan istriku Tiara kini mampir ke kedai makanan. Kami akan membeli roti dan makanan untuk anak-anak.
"ที่รัก เราจะไปซื้ออะไรดี
Thī̀rạk reā ca pị sụ̄̂x xarị dī' tanya Tiara dengan tersenyum.
(Sayang kita mau beli apa?)
"น่าเสียดายที่เราซื้อเค้ก bronies เค้ก Bika Ambon และอาหารว่าง เด็กๆก็ชอบเช่นกัน
Ǹā s̄eīydāy thī̀ reā sụ̄̂x khêk bronies khêk Bika Ambon læa xāh̄ārẁāng dĕk«k̆ chxb chèn kạn," jawabku dengan tersenyum.
Setibanya di rumah, anak-anak langsung salim dan memeluk kami dengan sangat hangatnya.
Putriku Debora mendekatiku, Debora kini memeluk aku dan Tiara.
"เป็นอะไรไปที่รัก เป็นห่วงเป็นใย? เกิดอะไรขึ้นลูกสาวที่รักของฉัน?
Pĕn xarị pị thī̀rạk pĕn h̄̀wng pĕn yı? Keid xarị k̄hụ̂n lūks̄āw thī̀rạk k̄hxng c̄hạn?" tanyaku dengan sangat keheranan.
(Ada apa sayang kok kamu risau? Ada apa putriku sayang?)
"พรุ่งนี้เป็นบัตรรายงานตัว
Phrùngnī̂ pĕn bạtr rāyngān tạw,' jawab Debora dengan tersenyum.
(Besok ada pengambilan rapor,)
"พรุ่งนี้ป๊าจะพาไป
Phrùngnī̂ ṕā ca phā pị,' ucapku dengan tersenyum manis.
Bersambung.