Pagi ini Alona duduk berhadapan dengan Wickley yang sedang menyantap sarapan pagi. Pria itu sudah rapi dengan setelan kantor yang terlihat sangat mengilat, tak ada yang berbicara di antara mereka sampai acara sarapan selesai. "Apa yang kau inginkan?" Wickley melipat kedua tangan seraya menyangga tubuh pada sandaran kursi. Alona menaikkan sebelah alis bingung. "Apa maksudmu?" "Bangun pagi, membersihkan semuanya lalu memasak, bukan dirimu sekali jika kau tak menginginkan sesuatu. Jadi cepat katakan!" ujaranya tegas. Dengusan Alona tak terelakan, pria ini sepertinya tak pernah mendapatkan perhatian tulus dari seseorang sehingga punya pemikiran sekonyol itu. "Aku melakukannya karena bosan. Tapi jika kau bertanya apa mauku, aku ingin pulang," sahutnya ketus. Wickley tak menjawab, ia malah