Prolog
Sebuah pesawat pribadi sudah mendarat di landasan. Pintu pesawat itu terbuka. Seorang pria dengan wajah jelmaan dewa terlihat keluar dari pesawat itu. Kaca mata hitamnya membendung sinar matahari yang saat ini tengah menyorot padanya. Ketika ia menuruni anak tangga pesawat tersebut, seorang pria lagi turun dari sana disusul dengan 2 pria lainnya.
Tepat di sebelah kiri dan kanan anak tangga terakhir, beberapa
orang dengan setelan hitam bersenjata lengkap telah berbaris
menyambut kedatangan 4 orang tersebut. Pria itu berjalan
melewati orang-orang bersenjata lengkap. 3 temannya yang
sama-sama mengenakan kaca mata hitam melangkah di
sebelahnya. Tepat setelah mereka berempat membentuk sebuah
garis, orang-orang bersenjata tadi melangkah di belakang
mereka.
Sebuah tempat dengan penjagaan berlapis. Dengan pria-pria bersenjata lengkap yang berjaga di setiap sisinya. Sebuah
markas besar yang terbuat dari beton tebaik dan kerangka baja
terkuat.
Pintu terbuka otomatis ketika pria pertama keluar dari
pesawat hampir mencapai selangkah ke pintu. Ia masuk disusul
oleh 3 temannya yang lain, kaca mata yang bertengger di hidung
mereka sudah mereka lepaskan.
Oriel Cadeyrn, Aeden Marshwan, Ezellio Kingswell dan Zavier
Velasco adalah nama 4 pria yang tergabung dalam satu cartel
terbesar dan terkuat di Columbia. 4 pria tampan ini menjajaki
dunia bawah tanah sejak usia mereka kurang dari 20 tahun.
Oriel adalah pemimpin dari kelompok mafia ini. Cartel yang dia
buat tidak ditercipta dengan mudah. Butuh usaha keras, keringat
becururan dan darah yang bertetesan untuk sampai ke titik ini.
Dari sebuah kelompok dagang narkoba jalanan, Oriel membawa
teman-temannya menuju ke puncak kejayaan. Pasar dagang
narkoba dunia sudah mereka kuasai setidaknya 20%, dan 20%
untuk pasar dunia bukanlah jumlah yang sedikit. Dengan
keuntungan yang bisa membuat mereka hidup bergelimang harta
hingga lebih dari 7 keturunan.
Keberhasilan tak akan mungkin terjadi hanya karena satu
orang, meski Oriel yang paling banyak memajukan tapi 3 teman
lainnya –Aeden, Ezell dan Zavier – juga berkonstribusi untuk
membuat cartel mereka mendunia.
Oriel adalah pria yang dijuluki sebagai pangeran es. Itu
karena dia membekukan siapapun yang mencoba mencari
masalah dengannya.
Aeden adalah pangeran api yang siap membakar
siapapun hingga jadi abu.
Ezellio adalah yang paling tenang tapi dialah yang paling
mematikan. Ketenangan di wajahnya membuat lawannya
menjadi gentar.
Zavier, satu-satunya yang paling ceria tapi jangan pikir
dia pria lemah karena bagian dari 4 mafia paling berbahaya tak
akan terdiri dari pria yang lemah. Zavier memang pria yang
menebarkan senyumannya tapi percayalah, senyuman itu tidak
selalu berarti keramahan. Ketika ia ingin membunuh ia masih menggunakan senyuman yang sama. Dari seorang Zavier, bisa
dipelajari bahwa senyuman tidak bisa memastikan jika pria yang
murah senyum bukan pria yang berbahaya.
Sampai di sebuah ruangan bernuansa cokelat tua dengan design
bergaya klasik, 4 pria itu duduk di sofa. Oriel duduk di sofa
single sedangkan 3 temannya yang lain duduk di satu sofa
panjang.
Seseorang masuk dan berdiri di dekat Oriel dan teman-temannya.
"Bos, terjadi masalah di Macau. Barang yang kita
selundupkan melalui jalur laut tertangkap oleh satuan gabungan
disana." Penjelasan dari bawahan Oriel tak merubah raut wajah
Oriel.
"Akan segera aku urus." Aeden yang bertanggung jawab
untuk wilayah itu segera membuka mulutnya.
Setiap wilayah sudah dibagi untuk 4 orang itu dan mereka harus
bertanggung jawab atas apa yang terjadi disana.
Aeden bangkit dari tempat duduknya dan segera menghubungi
seseorang. Ketika ia kembali, masalah sudah dipastikan beres.
"Tidakkah kau harus membunuh orang-orang yang
membuat kita merugi, Aeden?" Ezell menatap Aeden datar.
Aeden meletakan ponselnya di atas meja, "Kau seperti tidak
tahu caraku menangani masalah saja, Ezell."
Oriel mendengarkan percakapan kedua temannya tanpa mau
menanggapi. Ia tahu jika teman-temannya bisa menyelesaikan
masalah dengan cepat.
"Dia pasti memerintahkan para petinggi polisi untuk
membunuh orang-orang kita. 1 ton sabu-sabu kita akan sampai
pada tempatnya dengan berat 900 kg karena yang 100 kgnya menjadi bukti pekerjaan team polisi gabungan. Ketika
penghancuran barang bukti, 100kg itu mewakili 900 kg lainnya.
Begitu, kan, Aeden?" Zavier menjabarkan cara kerja seorang
Aeden.
"Pintar. Zavier mengingat betul cara kerjaku." Aeden
memuji Zavier.
Cara mengendalikan masalah dari masing-masing
mereka berbeda-beda tapi percayalah, setiap pengendalian
mereka dipastikan akan menumpahkan darah.
"Kau mengalami kegagalan dalam mendidik bawahanmu
tapi kau terlihat senang dan bisa memuji Zavier. 100kg sabu-sabu memiliki jumlah yang besar, Aeden." Oriel baru bersuara.
"Ayolah, Oriel. Sesekali kesalahan terjadi adalah sebuah
kewajaran." Aeden menyalakan televisi. Dengan begitu
pembicaraan tentang tertangkapnya penyelundupan narkoba
mereka selesai.
Tbc