Hari hari telah berlalu hayato pun sekarang sudah sembuh dari lukanya itu, dan mereka akan melanjutkan berlatihmya itu yang sempat tertunda karena kecelakaan yang dialami hayato. Mereka sekarang sudah berada di tempat berlatihnya. Seharian mereka berlatih pedang dari teknik, cara membaca lawan dan juga cara menghindar dari lawan. Mereka pulang menuju gubuknya, mereka beristirahat di kamar masing masing sampai mereka terlupa bahwa mereka belum makan dari pagi karena mereka tertidur sangat pulas. Mungkin mereka berlatih sangat keras tadi sehingga lelah pun menghampiri mereka. Sampai pagi ountiba mereka belum terbangun sama sekali cuaca hari ini sangat dingin karena memang hari ini sudah memasuki musim dingin. Semalam salju turun tetapi dua manusia itu tak tau kapan saljunya turun. Ketika terbangun mereka disuguhkan dengan gundukan salju yang ada di depan gubuknya itu. Mereka sedikit bungung memang ini telas masuk musin dingin, tetapi wajar saja mereeka tak tau musim akan berganti karena mereka sekarang berada di tengah hutan seperti ini. Biasanya jika merwka sedang ada di pendusuk mereka tahu akan datamgnya musim dingin, karena banyak orang orang yang membeli pakaian tebal dan juga kayu kayu baakar untuk menghangatkan rumah sehingga mereka tak kedinginan. Setelah mereka makan sathoru mengajak hayato untuk berlatih pedang lagi, tetapi yang akan di latih hanya duduk malas saja di kursinya itu. “ hayato cepat ayo kita berangkat untuk berlatih nanti jika sore makan akan sangat dingin “ sathoru mengatakan itu kepada hayato “ kita tak libur dulu selama musim dingin ini berlangsung “. “ tak ada kata libur libur kau harus tetap berlatih meskipun sekarang musim dingin, dan juga kau masih belum sangat bisa menguasai perpedangan, kapan aku akan mengajarkanmu bela diri jika kau berpedang saja belum bisa” sathoru menjelaskannya dengan panjang lebar “ baikalah aku haya menurut saja kepada kau “ “ ya sudah jika begitu cepat beranjak dari tempatmu itu dan ayo pergi jangan bermalas malasan seorang pria tak boleh memiliki jiwa pemalas “setelah mengatakan itu semua sathoru langsung saja keluar, ia tau nantinya juga hayato akan mengikutinya dari belakang. Hhayato pun oasrah ia hanya mengikuti sathoru dari belakang iya juga berpikir bahwa, ia harus bisa menguasai perpedangan dan ia juga harus bisa beladiri agar kelak nanti ia bisa mencari dan membalaskan dendam kepada orang yang telah membakar rumahnya karena ia sangat percaya bahwa kebakaran yang terjadi bukan karena ada hal hal lain di desanya itu melainkan karena ada maksudnya. Hayato terus saja berkecamuk dalam pikirannya itu sampai ia tak menyadari bahwa ia sudah sampai di tempat berlatihnya itu. Ia melihat bahwa di sana ada sathoru yang sedang menyalakan obor obor yang ada si sekelliling tempat berlatihnya itu. Sathoeu menghidupkan obor obor itu bukan karena gelap melainkan agar di tempat berlatihnya itu sedikit hangat. “ ya sudah kau berlatih sendiri saja, kau sudah mengerti semua kan yang aku ajarkan padamu kemarin kemarin “ sathoru menyuruh hayato umtuk berlatih sendiri saja, ia akan memantau teknik mana saja yang sudah ada perkembangannya. Hayato hanya menurut saja dan ia sekarang sedang berlatih seperti halnya pemain pedang asli, ya hayato sekarang sudah akan menguasaai teknik teknik perpedangan itu hanya perbaikan sedikit sedikit. Sathoru hanya duduk sambil melihat hayato yang sedang berlahit, sathoru akan menegur hayato ketika hayato salah dan ia akan menganggukkan kepalanya jika tekniknya sudah mendekati sempurna. Meski sekarang musim dingin tetap saja sathoru melatih hayato malah sathoru sekarang lebih keras dari biasanya, sathoru melakukan ini agar hayato terbiasa dalam hal hal seoerti ini, agar suatu saat ketika ia tak lagi bersama hayato hayato dapat menjadi mandiri dan tak bergantung lagi kepada orang. Sathoru melihat hayato sudah mulai menguasi perpedangan, besok ia akan melatih Hayato satu kali lagi dan setelah itu ia akan mengajak hayato ke gunung kabut untuk berlatih bela diri dan juga berpedangan. “ jika kau lelah istirahatlah dan setelah itu kau lanjutkan lagi berlatihnya “ hayato hanya menganggukkan kepalanya dan setelah itu ia duduk. Tak berapa lama hayato kembali lagi berlatih. Sore pun sudah tiba mereka pulang ke gubuknya itu ini sudah sangat dingin untuk berada di luar apalagi ini dihutan. Mereka sampai di gubuk, seperti biasanya mereka akan mmakan setwlah makan mereka akan tisur di kamar masing masing.
Keesokan harinya mereka nerangkat lagi menuju tempat berlatihnya itu hayato langsung saja mengambil pedang yang sathoru serahkan. Ia memulai berlatihnya . Seperti biasa sathoru hanya akan melihat, menegur dan membenarkan jika hayato ada kesalahan. Setelah itu hayato istirahat. Sathoru menghampiri hayato yang sedang duduk itu. “ hari ini kita terakhir berlatih di tempat ini, besok aku akkan membawamu ke lain setelah kita sampai ketempat tujuan untuk belajar bela diri dan juga perpedangan, maka sekarang kita akan pulang lebih awal karena kau juga harus istrirahat untuk besok karena kita akkan menumpuh perjalanan yang lumayan jauh untuk menuju lagi kesana. Mereka pun sekarang sudah sampai di gubuk yang mereka tempati. Mereka sedang beristirahat . Hari ini mereka berdua akan pergi ke kota Sibichu melanjutkan perjalanan lagi. Mereka akaan melakukan perjalanan lagi untuk menuju sana. Mereka membawa keperluan yang mereka akan butuhkan disana. Hayato berjalan di belakang karena jalan disini sangat kecil dan hayato juga tak tahu jalannya makanya hayato jalan di belakang sathoru. Mereka terus saja berjalan sampai mereka melihat gunung yang menjulang tinggi itu dari kejauhan. Mereka masih lama jika ingin segera sampai di gunung itu. Dan saar letih pun menghampiri mereka, mereka beristirahat dulu sejenak agar tak ada yang pingsan dari salah datu mereka karena kelelahan. Setelah merasa cukup mereka melanjutkan lagi perjalanannya saampai mereka tiba tepat di bawah gunung ini. Mereka hanya tinggal melewati gunung ini dan sampai.
Dari kejauhan kota Sibichu sudah terlihat ramai, gerbang kota yang besar lebih besar dari beberapa tempat yang pernah mereka kunjungi.
Diluar gerbang tidak ada satupun militer kekaisaran hanya ada beberapa penjaga yang mengawasi tempat itu dari berbagai hal yang mencurigakan.
Shibicu adalah kota paling anti dengan militer kekaisaran, mereka memiliki sistem perdagangan barang ilegal yang paling besar di Kekaisaran, meskipun begitu pajak Daimyo daerah terus saja berjalan, meskipun tanpa militer Sibichu masih terjaga dan aman.
"Berhenti," ucap salah satu penjaga bertubuh gempal berkulit hitam. "Mau kemana kalian berdua?"
"Aku dan adikku sedang mencari obat di sini, aku dengar ada obat manjur yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit," ujar Shatoru bohong.
"Obat apa?"
"Kutukan," ucap Shatoru lagi, beberapa penjaga mengernyitkan dahinya. "Apa kau tak percaya? Bisa kau percaya setelah aku membuka tudung dan topengku."
Shatoru hampir saja melepaskan tudung dan topengnya, hanya saja di cegah salah satu penjaga itu dan membiarkan Shatoru serta Hayato masuk.