AAAAGGHHH...." Fibra menahan amarah yang menggebu-gebu dalam hati. Dia benar-benar kacau bagaikan kehilangan arah tujuan dan kompas dalam hidupnya sampai dia malah termenung di tempat. Rencana bulan madu yang akan dia lakukan di depan mata, buyar semua. Hanya ada penyesalan karena dia tadi malah tersulut emosi dan menyebabkan telapak tangannya melayang di pipi sang istri. “AAAAGGGHHH...” Fibra mengusap wajah dan rambut, “Sayaaaang...!!!” dia menjerit sambil menatap langit. Entah dari kapan, air matanya sudah tergenang di ujung garis matanya. Baru kali ini dia rasakan kesedihan yang mungkin asing bagi hatinya hanya karena wanita yang bernama Zivanya. "Tuan Nona?" Marko yang dengan cepat menyadarkan tuannya, supaya Nonanya segera di temukan. "Aaaggghhhh... cepat ambilkan motor Gue, Marko!