Ibu Tristan menggerutu sepanjang jalan. Sia-sia ia mencari keberadaan Jovanka, tak ada yang ia dapatkan. Hanya kekecewaan dan rasa malu yang ia bawa pulang. Sesampainya di rumah, wanita itu langsung menuju ke arah kamar sang putra. Membuka pintu ruangan tersebut, seketika bau minuman keras menyeruak begitu menusuk indra penciuman. Reflek ia menutup hidungnya, menelisik ke segala penjuru. Mencari keberadaan sang putra. Hingga sepasang mata wanita itu tertuju pada sosok lelaki yang terbalut selimut tebal di atas kasur besarnya. Heh! Sang ibu menghela napas. Berjalan menghampiri tubuh sang putra. "Tan, bangun, Nak! Sudah siang." Bangunkannya pada sosok pria tersebut. Hanya geliatan pelan dan suara lenguhan yang terdengar dari pria itu. Membuat sang ibu sedikit jengah. "Nak, bangunlah