Jovanka mengalihkan kesedihannya dengan cara menyibukkan dirinya sendiri. Ia tak ingin kalut dalam kesedihan. Sesekali melihat layar ponselnya, kenapa Tristan tak pulang-pulang? Kemana suaminya itu pergi. Sang ibu yang masih setia menemani putrinya, segera mendekat. "Nak, kenapa kamu masih saja bekerja, biar Ibu yang selesaikan semuanya. Istirahatlah!" geram sang ibu. Lebih geram lagi pada menantunya, kenapa anak itu malah pergi di saat istrinya sedang sakit. Hah! Jika saja Jovanka tidak hamil duluan, ia memilih menyuruh putrinya itu untuk pergi bekerja saja. Daripada harus menikah dengan pemuda yang begitu egois, miris melihat putrinya tersakiti seperti ini. "Ibuk, biar aku aja. Tinggal jemur aja kok bajunya. Aku nggak apa-apa." Sang ibu mendengus dan mendudukkan tubuhnya di samping t