Navia merasa sedih karena harus berpisah dengan Hiro. Jiwa bucin alias b***k cinta telah melekat dalam dirinya. Gadis itu selalu ingin berada di samping Hiro. Sejak masuk ke dalam kelas, Navia terus saja tersenyum tanpa sebab. Di pikirannya dipenuhi bayangan kebersamaannya dengan Hiro tadi. Baginya kejadian tadi itu mengambil sebagian akal sehat gadis itu. Terlalu manis sampai Navia ingin memutar waktu untuk mengulangnya kembali. Sentuhan bibir Hiro yang lembut dan hangat membuat Navia ketagihan dan menginginkannya lagi, bahkan semuanya masih terasa nyata dalam ingatannya. "Navia!" Delia menepuk bahu Navia dari belakang. Saat gadis itu berjalan di koridor menuju kelasnya dengan pikiran yang melayang memikirkan Hiro. "Ngagetin, deh. Untung aku sedang bahagia, kalau tidak, melayang