Freya masih menunggu kedatangan Zein dan Agam. Ia sebenarnya sangat bosan berada di rumah sendirian. Sebenarnya berdua dengan Aziel tapi Aziel tidak dapat ia ajak untuk mengontrol. Sebenarnya baru berjalan tiga puluh menit semenjak kepsrgian Agam dan Zein. Tetapi ia sudah merasa bosan. Perhatian Freya teralihkan ketika mendengar suara seseorang yang mengetuk pintu rumah. Freya terdiam. Ia tidak berani untuk membukanya. Ia takut jika itu orang yang ingin mencelakai dirinya.
Tidak beberapa kemudian ketukan tersebut berhenti. Freya menghela napas lega. Ia sangat yakin jika itu bulan Agam maupun Zein. Karena mereka pasti telah membawa kunci.
Tiba-tiba posel Freya berdering. Freya dengan cepat mengambil ponselnya. Tertera nama Syasya di layar handphone nya. Freya pun langsung mengangkat pan
