14. Buket Bunga Dari River

1117 Kata
Gavin yang melihat buket bunga di tangan Sea seakan mengenal dengan bunga itu. Bunga Daisy berwarna putih, ketika membaca kartu ucapan yang berada di dalam buket itu, Sea tersenyum. Ia tidak pernah menyangka jika River benar-benar mengirimkannya bunga. Kristal berbisik tepat di telinga Sea jika Gavin tengah melihat ke arah mereka. tetapi, Sea tidak memperdulikannya. “Gavin melihat ke arah kita,” seru Kristal. Sea melihat ke arah yang ditujukan Kristal, benar saja ada sosok Gavin yang tengah memandang ke arahnya. Namun, sesegera mungkin Sea mengalihkan padangannya. “Biar saja, ini lebih baik,” ucap Sea sambil masuk ke dalam lift. “Mereka terus menolak pemutusan kontrakmu kerjamu. Mereka tidak ingin kau pindah ke agensi lain. Bagaimana ini?” tanya Kristal sedikit khawatir. Helaan napas Sea terdengar, lembut. Kemudian dia mencium bunga yang diberikan oleh River untuknya. Sea melihat ke arah sang manager. “Apa mereka tahu aku akan pindah ke agensi mana?” tanya Sea. “Tidak, sepertinya mereka mencari tahunya.” “Tidak perlu khawatir kalau seperti itu. Biarkan berjalan seperti rencana, lagi pula tidak akan seru jika mereka menyetujui pembatalan kontrak. Asalkan mereka tidak tahu agensi mana kita pindah. Jelas, jika mereka mengetahuinya semua agensi akan dibuatnya tidak akan menerimaku, kecuali Cakrawala Entertaiment,” ucap Sea. “Kita lihat saja, seberapa lama mereka mengulur waktu agar aku tidak keluar dari Agensi.” “Tapi aku tidak ingin mendengar mereka kembali bergosip tentangmu, itu membuatku ingin memukul wajah mereka.” Gossip? Bukan rahasia umum lagi, jika para selebritis menjadi bahan gossip di seluruh negeri, tapi Sea tidak memperdulikannya. Karena orang lain tidak tahu tentangnya, dan hanya mencari tahu tentang keburukannya. Seribu kebaikan yang ia lakukan, akan hilang seketika jika ia melakukan satu saja keburukan, dan orang hanya akan menilainya dengan keburukan yang ia lakukan. Jadi, untuk apa mendengarkan orang-orang, cukup mereka yang dekat dengannya, yang tahu bagaimana kehidupannya. “Direktur Gavin mengirim pesan,” ucap Kristal memberitahu. “Dia ingin kita berdua ke ruangannya, sekarang.” “Hhhmm …” Jika pria itu tidak mengkhianatinya, mungkin dia tidak akan sampai sejauh ini. Namun, pria yang dikenalnya telah berubah, untuk apa ia masih menjadi Sea yang dulu? Ia tidak perlu melakukannya. Di ruangan Gavin tengah duduk memijat dahinya, rasa pusing di kepalanya. Sebuah berkas baru saja ia tandatangani, dan sebuket bunga berada di sampingnya. Tok … tok … tok … Sea mengetuk pintu. “Masuk!” “Kau ingin bertemu denganku?” tanya Sea ketika baru saja masuk ke dalam ruang kantor. “Ya, ada yang ingin aku bicarakan.” Sea duduk dengan santai, ia bersikap seolah-olah ia baru mengenal pria dihadapannya. “Apa kau benar-benar ingin keluar dari Agensi ini?” tanya Gavin. Sea tidak menjawab, dirinya hanya duduk diam. “Apa karena aku? Atau karena masalah Angel?” Sea terdiam, ia tidak menjawab. Semua pertanyaan itu benar, alasan dirinya ingin pergi dari perusahaan karena mereka berdua. “Mungkin aku harus melepaskanmu, mencari agensi baru. Aku tidak bisa menghentikanmu, karena masa kontrakmu pun telah habis. Apalagi scandal Angel membuatku bingung harus menjawab semua pertanyaan klien dan para pemegang saham. Tidak hanya satu kasus, tapi dua kasus secara bersamaan,” ucap Gavin tanpa sadar menceritakan apa yang tengah ia pikirkan saat itu. Biasanya ketika ia mengalami masalah atau tengah memikirkan sesuatu Sea menjadi tempat keluh-kesahnya. Wanita yang berada di hadapannya pasti dengan sabar mendengarkan apa yang akan dia ceritakan. “Ah maaf, harusnya aku tidak menceritakan masalahku padamu,” ucap Gavin meminta maaf. “Ini, aku telah menandatangani surat persetujuannya,” ucap Gavin memberikan berkas pemutusan kontrak pada manager Sea. Sea melihat berkas kontrak yang berada di tangan Gavin. “Semudah itukah dia menyetujuinya? Kupikir akan ada drama,” ucapSea membatin. “Terima kasih,” ucap Sea mengambil kontrak itu. Setelah menerima berkas kontrak, Sea segera berlalu dari kantor Gavin ia tidak ingin berlama-lama di sana. “Syukurlah, direktur Gavin berubah pikiran tidak akan menahanmu terlalu lama di perusahaannya,” seru Kristal begitu bahagia. “Aku akan segera mengurus kontrakmu di Cakrawala Entertaiment.” “Sepertinya tidak perlu,” ucap Sea memperlihatkan sebuah pesan masuk. “Kontrak telah masuk ke emailku,” ucap Sea membuat Kristal bingung. “Heuh? Kontrak? Bukankah kita belum mengurusnya? Aku bahkan belum pergi menemui—“ Perkataan Kristal terhenti ketika mengingat sesuatu. Tring! Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel milik Sea. “Aku telah mengirimkan kontrakmu, segera tanda tangan,” bunyi pesan masuk di ponsel Sea seperti itu. Pesan itu dari CEO Cakrawala Group, tidak lain adalah suami Sea sendiri. “Jangan-jangan yang melakukannya adalah—“ Sea menganggukan kepala membenarkan apa yang dipikirkan oleh wanita itu. “Oh my god. Mungkinkah dia juga yang—“ “Kenapa?” tanya Sea bingung, ketika Kristal tidak melanjutkan perkataannya. “Tidak … tidak … kupikir aku salah,” sambungnya. Pintu lift kini terbuka. Wajah Kristal yang bahagia berubah saat melihat seorang wanita tengah berdiri di depan pintu lift. Angel menatap mereka berdua dengan tatapan tidak menyukai, apalagi managernya. Sea berjalan penuh percaya diri melewati sahabat yang telah menjadi musuhnya. “Aku tidak menyangka, kau mengunakan cara licik ingin kembali ke dunia entertainment,” ucap Angel mengejek Sea membuat langkah artis itu terhentu. “Cara licik?” tanya Sea berbalik belakang menatap Angel. “Ya, cara licik,” ucap Angel lagi. Tawa Sea seketika pecah membuat semua orang melihat ke arah mereka, ia sengaja membuat suaranya di dengar oleh banyak orang. “Aku tidak pernah menyangka akan dikatakan licik oleh seekor rubah betina yang lebih licik,” ucap Sea menyindir. “Rubah betina? Kau pikir aku ini hewan?” “Ya, anggaplah seperti itu.” “Kau …” geram Angel. Wajahnya begitu kesal, saat Sea menghinanya. Ia mempercepat langkah kakinya dan ingin memukul wajah Sea, tapi Sea lebih dulu menangkap pergelangan tangannya dan menghempaskan begitu saja membuat Angel seketika tersungkur di lantai. “Sekali lagi kau menyentuh wajahku, tidak, sekali lagi kau menyentuh seujung helai rambutku. Kau akan mendapatkan akibatnya,” ancam Sea. Emosinya terlalu banyak terkumpul di dalam hati, ia ingin sekali menampar wanita itu kembali tapi ia sadar jika hanya orang bodoh yang akan melakukan hal seperti itu, dan dia tidak ingin orang-orang melihatnya dengan rendah. Angel dibantu oleh sang manager untuk bangun, melihat punggung Sea yang telah melangkah menjauh, ia tidak ingin membiarkan wanita itu pergi begitu saja. perlakuan Sea padanya terlalu memuakkan. “Aku dengar kau mendapatkan buket bunga dari seorang pria, apa karena itu kau memutuskan direktur Gavin, ternyata kau memiliki selingkuhan, ya? Atau, kau pindah agensi karena selingkuhanmu itu?” Mendengar apa yang dikatakan oleh Angel membuat Sea mengepalkan tangannya dengar erat, ia sangat benci kalimat yang baru saja dikatakan oleh Angel. “Untuk apa aku selingkuh? Jika aku telah putus dengan Gavin!” ucap Sea
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN