Athan masih menegak kaget mendengar penuturan Syahir di sampingnya yang masih menunggu balasannya. Penuda itu bahkan, menjulurkan tangan sebagai bentuk pengsahan pertemanan mereka. Athan menelan salivanya kasar lalu meraih tangan Syahir dan menggengamnya pelan sembari tersenyum lega. "Pasti, gue emang nunggu kesiapan lo." Balas pemuda itu masih tersenyum lalu menariknya pelan saat Syahir membalasnya dengan senyuman hangatnya. Keduanya sekilas kompak menghela lega dengan menikmati cuaca cerah pagi itu. Syahir yang sedari tadi sedang gusar karena banyak pikiran, akhirnya kini merasa tenang dan lebih baik. Setidaknya ia tidak merasa sendirian lagi kini, masih ada yang lebih berat ujiannya dari dirinya tapi masih tetap semangat untuk hidup. Bahkan, bisa berjuang untuk orang lain. "Attha Ha