Erlangga berlari kuat. Menerobos apa-apa yang ada di hadapannya. Pemuda yang bertubuh tidak terlalu tinggi itu mati-matian berlari sekuat tenaga dengan sesekali menoleh ke belakang. Ada banyak orang yang berpakaian rapi kini mengejarnya tanpa ampun. Erlangga memegang lututnya sekilas mengambil nafasnya yang hampir kehabisan. Ia pun berbelok ke arah g**g sempit, kembali berlari ke sana berharap orang yang mengejarnya tidak mengikutinya sampai sana. "Cape," ujarnya ngos-ngosan dengan sekilas mengusap keringat pada pelipisnya yang bercucuran sedari tadi. "Astaga!" Pekiknya kecil lalu kembali berlari melihat bayangan orang-orang tadi masih ada di belakangnya. Erlangga kembali berlari sampai tidak sengaja menabrak dinding di depannya membuat ia mengaduh sakit. Walaupun begitu, Angga tetap m