“Lo pacaran sama adek gue?” “Enggak, Kak.” “Kenapa?” Arsa tersenyum tipis, “dulu gue pernah nyatain cinta gue ke Maira. Tapi dia nolak, dengan alasan nggak mau ngerusak persahabatan kita.” “Tapi lo cinta kan sama adek gue?” “Banget.” Kata Arsa sambil menganggukkan pelan kepalanya. Sampai detik ini hanya nama Maira yang tersemat di hatinya. “Dia juga bilang kalau seandainya kita menaikkan status kita dari sahabat jadi pacar, dia takut kalau akhirnya hubungan kita kandas dan pada akhirnya kita sama sama kehilangan.” “Tapi kenapa lo nggak berusaha buat meyakinkan dia?” "Udah, tapi dia anggap ucapan gue selalu bercanda.” Fabian mengembuskan napas pelan. “Tapi apa lo bisa pegang ucapan lo kalau lo bakal tetap cinta sama Maira? Jika seandainya lo bisa pegang janji lo, Gue bakal bantu