Debby menatap Borne yang sedang fokus pada layar laptopnya, shirtless. Pemandangan yang luar biasa mengingat ia baru saja bangun dari tidurnya pagi itu. Debby merintih ketika merasakan nyeri yang tak asing di perutnya. "Hey, morning Deb." "Morning Ne..." "Kamu sakit?" "Keram. Menstruasi." "Aah! Mau aku mintakan kompres air hangat?" "Ga usah Ne. Nanti juga enakan." "Pia selalu begitu setiap haid hari pertama dan kedua. Bahkan seringkali nangis–nangis dan kadang pingsan." "Pia?" "My sister." "I see." "Ga akan separah itu begitu dia mengenal sex." Borne terdiam, kelu. Lalu tersenyum seraya menaik turunkan bahunya. Pria itu beranjak dari ranjangnya, melangkah ke meja kecil yang letaknya membelakangi jendela kamar itu, mengambil dawai miliknya yang sedari tadi berbunyi.