Ketiga gadis itu tiba di depan pintu kediaman Rizuka. Semuanya gugup dan saling memandang. Waktu menunjukkan tepat pukul 10:00 malam. Zui memberanikan diri memencet bel. Mereka saling menguatkan dengan berpegangan tangan. Sayup-sayup terdengar suara langkah kaki mendekat. Ceklek. Pintu terbuka dan muncullah Rihana di baliknya. Wajah lelah itu terlihat sangat cemas. "Kalian, kalian dari mana saja?" Rizuka dan kedua sahabatnya tertunduk. "Apa yang terjadi, Bunda hampir saja jantungan setelah mendapat kabar jika kamu tenggelam di sana," ucap Rihana histeris. Zui tertegun, perlahan gadis itu mendekat lalu memeluknya. "Maaf, Bunda. Tadinya kami mau langsung pulang. Tapi, Zui takut Bunda kepikiran dan bingung, jadinya nggak sampai di rumah." "Bodoh, Bunda makin cemas jika tahu kamu n