Berjalan gontai menuju ke rumah, Rihana memikirkan masa depan putrinya. Wanita itu merasa Rizuka tidak akan aman jika tinggal di kota itu. Langkah Rihana terhenti sebelum dia meraih gagang pintu. Ponselnya berdering, nomor baru tertera di sana. Ragu, sejenak Rihana termenung, tapi sedetik kemudian dia langsung mengankat panggilan itu. [Hallo,] ucapnya ragu. [Hallo, Bu. Kami dari pihak sekolah. Kami mengundang Ibu untuk datang bersama Rizuka.] Rihana tertegun, tangannya gemetar memegang ponsel itu. [Kami juga memanggil orangtua ketiga siswa yang telah mengurung Putri Ibu.] Ponsel Rihana terjatuh ke lantai. Tubuhnya gemetar. “Tiga, yang melakukan ini tiga orang.” Rihana terpejam. [Hallo, Bu. Anda mendengar kami?”] Rihana bergegas masuk dan berlari menemui Zui di kamarnya, Putrinya