Zui menatap aneh pada lelaki itu, tak ada angin tidak ada hujan kenapa tiba-tiba dia memberi bingkisan. “Ayo terima, kenapa hanya di plototin?” tanya Bisma. Rizuka masih tidak mengerti dalam rangka apa Bisma melakukan ini. “Isinya bukan bom kan?” Gadis itu menatap dengan mata sipit. Bisma terkekeh, tentu saja karena baru kali ini Zui bersikap sangat hati-hati. “Anggap aja beneran bom, ini ambil.” Pemuda itu menggapai tangan Zui dan menyerahkannya dengan paksa. “Idih, apaan mati dong gue.” Bisma menatapnya gemas dan mengacak rambut gadis itu. “Sudah sana, bawa masuk dulu. Aku tunggu di sini sekalian anterin kamu berangkat kerja.” Bisma selalu bicara ‘Aku dan Kamu’ saat hanya berdua dengan Zui, entahlah hal itu membuat Zui geli sendiri. Cowok rese dan badung serta selalu menang sen