Daerah Keistimewaan Ibukota Jakarta. Tiga hari sudah berlalu setelah kemunculan suatu menara misterius di Indonesia. Tepatnya di daerah yang bernama kecamatan Menteng kota Jakarta Pusat provinsi Daerah Kotamadya Istimewa Jakarta.
Menara “mistis” yang tersusun dari unsur yang terbuat dari material hitam yang belum diketahui jenisnya itu terus tumbuh tinggi dan terus meluas sampai mencakup daerah-daerah di sekitarnya. Diantara lokasi yang terkena imbas akibat kemunculan menara misterius ini adalah kecamatan Menteng (tentu saja). Dan juga berbagai daerah di sekitarnya. Mencakup Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara bahkan hingga sampai ke wilayah perairan. Yaitu Teluk Jakarta. Menara berbentuk bulat sempurna ini diperkirakan memiliki diameter hingga sepanjang dua belas kilometer.
Belum ada satu pun pihak dari pemerintahan tingkat tinggi. Yang mengetahui alasan di balik kemunculan bangunan yang diperkirakan memiliki tinggi melebihi lapisan atmosfer yang bernama troposfer itu.
` ` `
Karena Istana Negara Merdeka di Jakarta Pusat turut menjadi korban dari kemunculan sang menara misterius. Rapat para petinggi negara guna membahas bencana alam ini pun dipindah ke Istana Negara Bogor.
Berdasar dari banyak video rekaman amatir yang dikirim oleh para warga untuk membantu proses identifikasi pihak berwenang. Memperlihatkan bahwa menara itu tidak tercipta dari suatu material yang “solid”. Tapi, kalaupun memang tidak seperti itu. Seharusnya di sekitar menara itu kini penuh dengan puing bangunan yang hancur karena terdorong oleh gerakan menara, bukan? Namun, para saksi mata turut menyampaikan pernyataan yang bahwa tubuhnya terasa seperti telah “didorong” oleh suatu medan tidak terlihat yang “tampaknya” melingkupi bangunan itu.
Pertanda apa semua kejadian yang tengah menimpa negeri ini?
Atau kalau kita mau berpikir lebih luas. Pertanda apa yang tengah berusaha disampaikan oleh alam semesta? Lewat suatu peristiwa luar biasa yang belum pernah dibayangkan oleh indera sebelumnya.
“Apa bisa kita ambil kesimpulan bahwa menara sial ini hanya menelan benda mati dan menolak makhluk hidup?” tanya seorang pria bernama Muhammad Ganesha Gandhi yang menduduki jabatan sebagai Menteri Transportasi di Indonesia saat ini.
“Saya rasa tidak seperti itu, Pak Gandhi,” sanggah Profesor Mahija Nitisara Majiwa, seorang ahli ilmu Fisika yang dikirim secara khusus dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) untuk membantu pemerintahan pusat menyikapi musibah yang tengah terjadi. Musibah luar biasa yang bahkan fenomenanya belum pernah terlintas alam benak bahwa benar-benar akan terjadi. Ia melanjutkan, “Jika memang seperti itu. Maka seharusnya di sekitar menara tersebut kini seharusnya tengah berkumpul tubuh-tubuh bangkai binatang. Akan tetapi, pada kenyataannya kan tidak seperti itu. Bagian lingkar terluar menara tampak biasa saja.
“Menara itu… karena sangat hitam dan gelap seperti vantablack (jenis temuan warna hitam paling gelap dan kelam yang bahkan tidak akan mampu untuk memantulkan cahaya). Malah terlihat ‘hanya’ seperti bayangan saja. Bukan sesuatu yang sungguhan ada.”
Profesor Mahija terdiam untuk beberapa saat. Ingin melihat respon dari para anggota rapat yang lain. Mereka semua saat itu melakukan diskusi ringan dengan anggota yang berada paling dekat. Diskusi ringan para orang awam yang tidak begitu expert di bidang berbagai macam ilmu alam.
Pria yang sudah cukup berumur itu pun melanjutkan keterangannya, “Sampai titik ini. Saya punya pikiran bahwa hanya entitas manusia. Yang keberadaan tubuhnya ditolak oleh menara hitam yang entah muncul dari mana dan untuk alasan apa itu,” ucapnya.
“Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara sudah mengirim beberapa helikopter untuk mengamati perkembangan menara itu dari angkasa. Penambahan tingginya berhenti tepat dua puluh empat jam setelah kemunculan gempa pertama. Tidak ada yang aneh dari menara itu selain warnanya yang semakin tinggi akan semakin cerah dan menampakkan berbagai macam pola yang tampak khusus.
“Pilot helikopter Tentara Nasional Indnesia Angkatan Udara yang bernama Mandala Wisesa Biru mengatakan bahwa semakin tinggi ketinggian posisi menara itu. Seperti terdapat medan penolak yang semakin tebal di sekitarnya. Membuat apa pun jadi kesulitan untuk mendekat. Lebih dari tujuh meter,” lapor Menteri Pertahanan yang memiliki nama Johan Prayata Surya.
“Bagaimana menurut Anda, Profesor Nitisara?” tanya moderator rapat hari itu.
“Kelompok ilmuwan LIPI yang dibentuk secara khusus untuk meneliti hal ini sendiri belum mampu menemukan padanan kata yang tepat untuk memanggil material yang membentuk menara hitam misterius tersebut. Bisa dibilang… bahan pembentuk menara itu pastinya belum pernah ditemukan dan dicatat oleh manusia Bumi sebelumnya. Seperti sesuatu yang datang dari luar angkasa kalau boleh saya katakan,” jawab Profesor Nitisara dengan raut dan intonasi suara yang sangat serius, tapi berusaha untuk terdengar tetap tegar.
Mendengar jawaban pemilik gelar PhD (doctor of philosophy) dari Harvard University, Inggris itu. Membuat semua anggota rapat yang lain jadi semakin gundah gulana. Sibuk membahas dengan orang paling dekat.
Betapa gila situasi yang dihadapi oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia kali ini. Berbagai macam media asing pun mulai menaruh atensi. Pada kemunculan “makhluk asing” di tanah bumi pertiwi. Akan tetapi, hingga detik ini pemerintahan Indonesia belum bersedia memberi pernyataan resmi apa pun. Yang menyangkut perihal apa yang sebenarnya terjadi. Pada dunia internasional.
“Dengan ketinggian luar biasa yang nyaris mencium ozon itu. Anehnya sama sekali tidak memberi dampak apa pun pada rotasi planet ini. Seperti menara itu hanya oksigen dengan wujud dan warna yang turut berputar di dalamnya. Benar-benar tidak bisa diterima oleh nalar. Terlebih dengan kemampuan teknologi dan penelitian kita saat ini,” ucap Profesor Nitisara.
“Bagaimana, Presiden?” tanya moderator rapat yang juga merangkap juru bicara presiden, “Kapan kita bisa menggelar press conference untuk menyampaikan sikap Indonesia pada peristiwa alam yang belum diketahui ini?” tanyanya lagi.
Farly Gahetto, seorang putra pedalaman Pulau Seram, Maluku yang telah dua tahun menjabat sebagai presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia itu pun membuat keputusan, “KITA HARUS MENGERAHKAN PUTRA PUTRI TERBAIK BANGSA INI UNTUK MENELITI MENARA ITU! Katakan hal seperlunya saja di international press conference.
“Mulai saat ini menara itu akan kita sebut sebagai Divine Tower.
“Penelitian mengenai Divine Tower bisa jadi proyek besar untuk anak cucu kita dan masa depan bangsa ini,” putus Presiden Farly dengan tatapan penuh ambisi.
+ + + + + + +
Sementara itu cukup jauh dari provinsi Daerah Keistimewaan Ibukota Jakarta. Tepatnya di kota Solo, Jawa Tengah. Di suatu rumah besar bergaya Victorian yang terletak di tengah sebuah lahan luas penuh pepohonan yang tertata dengan rapi. Seorang pria paruh baya menatap ke kejauhan. Menatap tepat ke arah ibukota Jakarta berada.
Memang sudah ada banyak berita bersliweran di dalam negeri perihal munculnya menara “alien” dari perut Bumi itu. Tapi, jauh sebelum itu juga sebenarnya ia sudah tau apa yang akan terjadi.
“Jadi, pada akhirnya kamu memutuskan untuk kembali lagi ke dunia ini, Tús Rud ar bith agus Athbhreithe,” ucapnya pelan. Ia sesap lelehan cokelat panas yang masih mengeluarkan asap di cangkir yang tengah ia pegang. Cairan hangat itu masuk ke dalam rongga kerongkongan. Dan menebar kehangatan di d**a.
Kehangatan yang akan segera berganti menjadi suatu bara perjuangan serta pemikiran panjang.
Kita sebagai manusia memang harus bisa memutuskan, batinnya.
+++++++
"Siapakah pria yang hidup di mansion itu? Apa yang akan ia lakukan setelah ini untuk mewujudkan kobaran niat di dalam hati?
“Apa tujuan semua yang terjadi pada meeka? Misteri apa yang tersimpan di dalam alam semesta? Yang rasanya belum semua sempat digali dan diketahui oleh seluruh manusia..."