Malam Untuk Asti

925 Kata
Mawar merebahkan tubuh di sofa. Tubuhnya semua terasa sakit, menyapu dan mengepel adalah pekerjaan terberat yang dia lakukan. Rumah luas milik mertuanya membuat dirinya kelelahan. Padahal dia ingin pergi ke salon untuk memanjakan diri. Namun, Asti memberikannya sapu dan alat pel, terpaksa dirinya harus melakukan pekerjaan itu. Mawar beranjak cepat agar Asti tidak melihat dirinya pergim gegas dia mengambil tasnya, lalu pergi ke salon. Sementara, Asti dan Ayumi bersembunyi di belakang kulkas memperhatikan Mawar. "Lihat saja, Teh. Dia nggak bakal betah di sini. Makanya, Teteh buruan punya anak. Jangan mau kalah sama perawan bolong itu," ujar Ayumi. "Perawan bolong?" Asti tidak mengerti dengan apa yang diucapkan sang ipar. "Kata temenku, Mawar mah perempuan nggak baik. Sering gonta-ganti cowok. Cuma Teteh diam aja, ya." "Iya, Yum." Sepersekian detik Asti tertawa memikirkan saat Bayu tahu kalau Mawar sudah tidak perawan. Pantas saja dari kemarin pria itu uring-uringan, dan terus mengejarnya. Malahan, semalam tidur bersamanya. Asti pikir, mungkin Bayu sudah tahu kalau wanita itu tidak perawan lagi. "Teh, kenapa ketawa?" "Ngebayangin si Aa histeris nggak dapet perawan." Lagi, mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Keduanya kompak membuat Mawar jera. Ide-ide bagus muncul dari adik iparnya itu. Gadis belasan tahun itu tidak menyukai istri kedua sang kakak karena membenci perselingkuhan apalagi poligami. *** Setelah puas dari salon, Mawar sengaja membuat harum kamarnya. Dia sudah tidak sabar menunggu Bayu datang. Mawar ingin membuat Bayu merasa bahagia. Namun, sudah jam delapan malam, Bayu tak kunjung masuk ke kamarnya. Dia curiga jika Bayu sekarang bersama Asti. Kembali wanita itu merasa geram, kenapa selalu dikalahkan oleh istri pertama suaminya. Di mana-mana, adanya istri kedua selalu menang. Beda hal kali ini. Dirinya selalu saja apes oleh ulah istri pertama suaminya. Mawar menyelinap ke luar mencari Bayu. Ternyata sang suami masih mengerjakan beberapa pekerjaannya. Hati wanita itu lega, dia mendekati Bayu. "Mas, sudah malam. Tidur, yuk," ajaknya. "Hmm ... duluan saja. Mas masih banyak kerjaan. Nanti Mas nyusul." "Iya, sudah." Mawar kembali masuk ke kamar, menunggu setia sang suami. Untuk menghilangkan kejenuhan, Mawar mengambil ponsel berselancar di media sosial. Sementara, Bayu sudah selesai dengan pekerjaannya. Pria itu memindai dua kamar, sepertinya bingung akan masuk ke mana. Setelah berpikir, dia melangkah masuk ke kamar Asti. Asti terkesiap menatap sang suami yang tiba-tiba masuk ke kamarnya. Wanita bertubuh agak gempal itu terlihat sexy mengenakan baju tidur tipis. Bayu menelan salivanya. "Ti, Aa mau, boleh? Kangen sama Asti." Asti berpikir untuk kali ini. Kalau dirinya menolak terus, Bayu akan berpaling lagi. Siapa tahu rezeki dan bisa hamil. "Iya, sudah. Boleh." Bayu senang, pria itu mematikan lampu. Menarik tubuh sang istri. Perlahan membawanya dalam hasrat yang terpendam. Membuainya dengan indah, Bayu sungguh menikmati malam bersama Asti. *** Bayu terbangun saat subuh, dia pamit untuk ke kamar Mawar karena semalam janji dengan Mawar. Asti merajuk membuat Bayu membatalkan niatnya. Kembali dirinya tetap bersama Asti. Pria itu segera mandi untuk melakukan salat subuh. "Mas, mau jalan pagi?" tanya Asti. "Iya, ada rapat. Kenapa?" "Asti mau ke salon, boleh?" "Tumben." "Lagi pengen aja, minta uang, ya Aa." "Nanti Aa transfer, ya." Senyum Asti melebar saat sang suami akan memberikan uang jajan untuknya. Dirinya tidak mau kalah dengan Mawar. Secepatnya, istri kedua sang suami harus ke luar dari rumah mereka. Asti hanya ingin Bayu menjadi miliknya. Dan, membuat Ibu mertuanya menyesal telah menikahkan suaminya dengan wanita lain. Anak memang sangat penting, tetapi keharmonisan rumah tangga pun sangat penting. Dirinya akan merebut semua yang menjadi miliknya. Sementara, Mawar terbangun setelah dia ketiduran saat bermain ponsel. Dia melihat ke sebelahnya mengapa tidak ada Bayu. Gegas dia bangun, lalu mencari ke luar. Wanita itu tidak menemukan Bayu di kursi. Pikirannya kacau, dengan emosi dia mengetuk keras pintu kamar Asti. "Teh, buka!" Dari dalam kamar kedua pasangan suami istri itu saling berpandangan. Asti merasa tenang, sedangkan Bayu gelisah karena janji tidur bersama Mawar, malah ke kamar Asti. "Teh, buka!" Asti bergegas membuka pintu kamar. Dia mendapati Mawar yang langsung masuk ke kamarnya tanpa sopan. "Eh, ngapain kamu main masuk kamar aku?" "Mau cari Aja Bayu." "Aa, dicariin tuh." Sengaja Asti memberitahukan sang suami ada di kasur. "Kenapa Mawar?" "Aa jahat. Aa janji tidur sama Mawar, tapi kenapa Aa ada di sini?" "Gantian, Mawar. Kemarin, kan Aa tidur sama Mawar," ucap Bayu. "Kapan? Kemarin Aa sama Teh Asti juga." Mawar melakukan pembelaan. Asti puas melihat Mawar seperti itu. Pelakor tetap pelakor. Tidak ada kata mengalah sejak dirinya menerima sang suami menikah lagi. Dirinya berjanji akan mengusir sang madu secepatnya. "Ya, sudah nanti malam Aa tidur sama Mawar." "Mawar maunya tadi malam, Mawar kesel sama Aa." Bak anak kecil, Mawar mengentakkan kakinya. Bayu mengikuti Mawar ke luar. "Aa," panggil Asti. "Iya." "Jangan lupa keramas." Asti mengedipkan mata. Mawar menatap sengit Asti. Lagi-lagi dirinya kalah dari istri pertama suaminya. Sudah ke luar biaya mahal ke salon, tetapi sang suami malah tidur bersama Asti. Malang sekali nasibnya. Sang suami lebih memilih bersama istri pertamanya. Mawar terus diam membuat Bayu merasa bersalah padanya. Namun, pria itu tidak mau ambil pusing. Dia memberikan beberapa lembar uang untuk Mawar. Seketika Mawar kembali tersenyum saat Bayu memberikan beberapa lembar uang seratus ribu. "Aa janji, ya. Nanti malam tidur sama Mawar. Kita masih pengantin baru, masa Mawar dianggurin. Kapan bisa punya anak?" "Iya." Hanya itu jawaban Bayu. Dirinya pusing menghadapi kedua istrinya. Belum lagi Asti yang semakin hari semakin terlihat sexy. Namun, Mawar terus saja mengganggunya. Andai saja dia dan Asti memiliki anak. Mungkin tidak ada Mawar di rumahnya. Sebagai bakti pada orang tua, Bayu setuju menikah lagi untuk memberikan keturunan untuk orang tuanya. 'Apa aku ke dokter saja, untuk memeriksakan kondisi aku?' Gumam Bayu dalam hati. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN