Bab 15 Membalas sakit hati

1471 Kata
Sienna semakin yakin dengan tekadnya untuk membalas semua sakit hati yang Ardha sebabkan. Sepanjang hari itu, dia mendampingi Adrian di kantor, tampil anggun dan penuh percaya diri. Kehadirannya langsung menjadi pusat perhatian, terutama karena Adrian yang biasanya dingin dan tak tersentuh terlihat hangat dan penuh perhatian terhadapnya. Sienna menikmati setiap tatapan kagum dari para karyawan, namun yang paling memuaskannya adalah melihat wajah terkejut Ardha saat dia melihat Sienna berdampingan dengan Adrian. "Sienna?Dia...kerja di perusahaan ini?"Ardha dalam batinnya. Sienna tersenyum kecil, menikmati posisi yang kini ia pegang. Baginya, ini adalah awal dari balas dendam yang manis, sekaligus kesempatan untuk menunjukkan bahwa ia bisa berdiri di atas kesakitan yang pernah Ardha sebabkan. "Ardha perkenalkan ini... Sienna, dia akan bekerja di kantor ini, Sienna kenalkan ini Ardha salah satu manajer di perusahaan ini. " Adrian memperkenalkan Ardhana pada Sienna tanpa tahu bahwa mereka pernah terikat dalam hubungan pernikahan. "Sienna,"ucap Sienna dengan suara lembut. Dan penampilan Sienna membuat Ardha terpukau karena sangat berbeda saat menjadi istrinya, yang sangat sederhana bahkan tanpa makeup. Sienna semakin merasa memiliki kekuatan, untuk bangkit kembali. Kehadirannya di sisi Adrian bukan hanya simbol dari awal baru, tetapi juga pengingat bagi Ardha bahwa Sienna telah beralih ke tempat yang jauh lebih kuat dan berwibawa."Kau akan tahu Ardhana Bimantara, aku akan membalas sakit hatiku!"Batin Sienna. "Dia terlihat lebih menarik, Setelah berpisah denganku,"gumam Ardha. Dia tidak tahu hubungan antara Sienna dan Adrian. Hanya tahu Sienna bekerja di kantornya. Sienna melangkah masuk ke kantor Adrian dengan tekad yang semakin membara. Bersama Adrian yang selalu tampak dingin dan berwibawa, ia langsung menjadi pusat perhatian seluruh karyawan. Mereka semua terkejut melihat sisi lembut Adrian yang biasanya tegas dan disegani, namun hari itu, Adrian tampak memperlakukan Sienna dengan penuh perhatian dan respek. Sienna merasakan tatapan kagum dan kekagetan dari para staf kantor. Aura kepercayaan diri Adrian, ditambah dengan kehadirannya, membuat mereka tampak seperti pasangan yang tangguh dan berpengaruh. Sienna menikmati perhatian itu, ia ingin menunjukkan pada semua orang, terutama pada Ardha, bahwa dirinya tidak lagi sekadar wanita yang bisa dianggap sebelah mata. Adrian memimpin Sienna ke ruangannya, memberikan pengenalan singkat tentang setiap divisi dan memperkenalkannya ke beberapa rekan senior. "Selamat pagi, mohon perhatian sebentar, saat ini ada nona Sienna di samping saya, dia akan bekerja sebagai staff di divisi Marketing, saya harap anda semua bisa bekerja sama dengan baik ."Adrian memberikan sedikit ucapan perkenalan. "Perkenalkan nama saya Sienna."Dengan lantang dan percaya diri Sienna memperkenalkan diri. Sienna menyimak dengan cermat, setiap apa yang diucapkan Adrian, mengamati suasana dan dinamika kantor dengan penuh perhatian. Ia merasa berada di tempat yang tepat, beriringan dengan seseorang yang mendukungnya sepenuhnya. Setelah beberapa waktu, saat mereka berdua sedang duduk di ruang rapat kecil, Adrian menatapnya dengan senyum tipis. "Kamu bisa mendapatkan apapun yang kamu mau di sini, Sienna. Ini baru awal dari semua yang akan kita bangun bersama," katanya dengan nada rendah namun penuh tekad. Sienna mengangguk mantap, hatinya semakin yakin dengan jalan yang telah ia pilih. Tekad balas dendamnya pada Ardha kini semakin kokoh, ia akan membuktikan bahwa ia jauh lebih berharga, dan tidak ada lagi ruang bagi siapapun untuk meremehkannya. Di ruang kerjanya yang luas dan elegan, Sienna memandang tumpukan dokumen di hadapannya dengan tekad yang bulat. Dia telah memutuskan untuk mengerahkan seluruh kemampuannya agar bisa memberikan hasil yang maksimal bagi perusahaan Adrian, dan lebih dari itu, untuk dirinya sendiri. Tak ada lagi ruang bagi perasaan lemah, ia ingin menjadi wanita yang mandiri dan berdaya, serta membuktikan bahwa dirinya mampu berdiri tanpa bergantung pada siapapun."Sudah saatnya, aku menunjukkan, bahwa aku kuat, dan tidak pantas direndahkan!" Suatu siang, ketika Sienna sedang serius mempelajari laporan keuangan perusahaan, Adrian datang masuk dengan senyuman hangat. Adrian bertanya dengan lembut ."Sienna, bagaimana hari pertamamu menangani dokumen-dokumen itu?" Sienna tersenyum sambil memandang tumpukan dokumen."Cukup menantang, tapi aku suka. Ini kesempatan yang baik untuk belajar lebih dalam tentang bisnis perusahaan ini." "Aku yakin kamu bisa menanganinya. Kamu tahu, aku sudah tidak sabar melihat kontribusi yang kamu berikan untuk perusahaan ini. Aku percaya padamu, Sienna."Adrian dengan tatapan penuh perhatian. Sienna dengan suara lembut."Terima kasih, Adrian. Aku akan melakukan yang terbaik. Ini bukan hanya tentang pekerjaan. Aku ingin menunjukkan kepada diriku sendiri, dan mungkin juga pada beberapa orang di luar sana, bahwa aku mampu mengerjakan hal-hal besar." Adrian duduk di kursi di hadapan Sienna dan memandangnya dengan mata penuh kebanggaan. Adrian tersenyum. "Aku suka mendengarnya. Semangatmu mengingatkanku pada diri sendiri saat pertama kali memulai. Dan jangan lupa, saham yang akan ku berikan nanti adalah bentuk kepercayaanku padamu." Sienna terkekeh pelan. "Ah, aku hampir tak percaya saat kau menyebut itu sebagai mas kawin kita. Sejujurnya, aku masih berusaha menerima bahwa hidupku bisa berubah secepat ini." "Kamu layak mendapatkannya, Sienna. Dan aku akan selalu ada di sini untuk mendukungmu, apa pun yang terjadi,"ujar Adrian dengan lembut. Mereka berdua saling bertatapan sejenak, mengalirkan kehangatan dan dukungan satu sama lain. Setelah Adrian pergi, Sienna kembali fokus pada pekerjaannya. Dia mulai mencatat dan menganalisis setiap laporan dengan teliti, mempelajari strategi bisnis yang diterapkan perusahaan. Selama beberapa hari berikutnya, Sienna menghabiskan waktu di kantor, mempelajari divisi-divisi lain dan bahkan berdiskusi dengan beberapa manajer. Setiap langkah yang dia ambil adalah bagian dari usahanya untuk menunjukkan pada dunia bahwa dia bisa sukses tanpa bantuan siapapun, termasuk mantan suaminya, Ardha. Pada suatu sore, saat Adrian menjemputnya dari kantor, mereka berbicara sambil menikmati suasana santai di ruang makan kecil. Adrian menggenggam tangan Sienna, menatapnya dalam-dalam dengan penuh kasih. Adrian mengelus pipi Sienna."Kau adalah wanita yang luar biasa, Sienna. Aku tahu banyak yang telah melukaimu, tapi sekarang aku di sini, dan aku tidak akan pernah membiarkanmu terluka lagi. Aku akan menjagamu." Sienna tersenyum sambil menahan haru. Di dalam hatinya, ia merasa ada semangat baru. Dia ingin membuktikan bahwa hidupnya tak akan selamanya dipengaruhi oleh kesedihan masa lalu. Beberapa hari kemudian, saat Sienna fokus dengan beberapa file, dan project yang akan di segera di kerjakan.Pintu ruang kantornya dibuka. "Ceklek." "Apa maumu? mengapa kau masuk tanpa izin." Seseorang melangkah mendekati meja Sienna. "Mau apa kamu ke ruanganku!"Sienna mendengus . "Hei... santai, kita ini sudah kenal lama, bahkan kita pernah menyatu, bukankah begitu." "Jangan macam-macam, kita tak ada lagi ikatan, bagiku kau sudah mati!"Sienna mendelikkan kedua matanya, dan suara rendah namun menekan.Ardha semakin mendekat. "Berhenti disitu, jangan mendekat!" Sienna dengan suara keras. "Tidak ada yang akan mendengar,"ucap Ardha dengan suara rendah namun menekan. Ardha berhasil menarik tubuh Sienna ke pelukannya. Sienna berontak, dan berusaha merekam aksi Ardha tersebut. "Lepas!" Sienna dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan diri. Hingga suara ketukan menyelamatkan Sienna dari cengkraman Ardha. "Tok tok, nona Sienna."seorang manajer mengetuk ruang kantor Sienna. ------ Setelah kejadian tak menyenangkan itu, Sienna memutuskan untuk melaporkan sikap Ardha kepada Adrian, pemilik perusahaan sekaligus ayah dari mantan suaminya. Dengan tenang, Sienna menyampaikan semuanya, termasuk bukti rekaman yang menunjukkan perilaku tidak pantas Ardha di ruangannya. “Aku tahu dia bawahanmu Adrian,” ujar Sienna dengan hati-hati, “tapi saya rasa ini sudah di luar batas. Sebagai karyawan, saya hanya ingin lingkungan kerja yang profesional.” Adrian mendengarkan penuturan Sienna dengan wajah serius. Ia melihat rekaman itu dan merasa kecewa, sebagai seorang atasan. Dalam hatinya, ia tahu bahwa Sienna tidak hanya sekadar karyawan di matanya, ada perasaan lebih yang membuatnya merasa perlu melindungi perempuan ini. “Sienna,aku minta maaf atas perilaku Ardha,” kata Adrian dengan nada tulus. “Aku akan memastikan hal seperti ini tidak terjadi lagi.” "Adrian ke ruangan saya sekarang, sekarang!"Adrian melalui sambungan seluler. "Baik Pak"Ardha masih belum tahu , kenapa dia di panggil. "Tok tok tok."Suara pintu ruangan Adrian diketuk. "Ya Pak, ada apa?" Tak lama kemudian, keputusan Adrian pun dibuat. "Apa yang sudah kau lakukan pada Sienna Ardha?" "Apa maksud Bapak? saya tidak mengerti."Ardha mengernyitkan keningnya. "Ini lihat, kau sudah berusaha melecehkan Sienna, dengan memaksanya seperti itu." "Tttapi pak, dia yang menjebakku, dia yang merayuku pak." Ardha dipindahkan ke cabang perusahaan di luar kota dengan alasan restrukturisasi. "Kau ... sudah mengelak jelas-jelas bukti sudah ada, apa kau terbiasa seperti itu Ardha? Sebagai hukuman sementara kau dipindah ke kantor cabang ada Restrukturisasi!" Meskipun itu langkah profesional, Ardha tahu penyebab sebenarnya. Ia merasa terpukul dan terasing, seolah Bosnya, lebih memihak Sienna dibanding dirinya, yang sudah bekerja lebih lama. “Kenapa Pak Adrian begitu membelanya? Dia hanya staff ! Apa dia lebih penting dari saya yang sudah memberi kontribusi terhadap perusahaan ini?” protes Ardha dengan suara penuh emosi ketika ia menemui Adrian. Adrian menatap Ardha dengan dingin, sebuah ekspresi yang jarang terlihat di wajahnya. “Ardha, ini bukan soal membela siapa. Ini soal tanggung jawabmu sebagai seorang profesional. Perilakumu tidak hanya mencemari nama baik perusahaan, tetapi juga melukai orang lain. Kalau kau ingin dihormati, mulailah dengan menghormati orang lain.” Adrian dengan tegas. Kata-kata Adrian menghantam harga diri Ardha. Ia merasa semakin terpuruk, terasing dari tempat kerjanya sendiri."Sienna ,lihat saja aku akan membalas perbuatanmu!"Batin Ardha. Dalam keterpurukannya, Ardha mulai menyadari bahwa kesalahan demi kesalahan yang ia perbuat telah merenggut banyak hal dalam hidupnya, termasuk hubungan dengan Bosnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN