Pagi sekali, Zizi sudah menelepon Rara, ingin tahu rencana apa yang tengah di susun Rara. Rara tak bisa menahan tawa, dengan sikap antusias cucunya itu. "Ayo, Nini, cerita. Nini sudah janji," rengek gadis SMP itu. "Iya ...." Rara membeberkan rencananya pada Zizi. Tadi malam, begitu tiba masuk ke dalam kamar. Rara langsung menelepon Meera. Minta persetujuan untuk menjalankan rencananya. Meera tidak keberatan dengan rencana Rara. Karena melihat reaksi putrinya saat keluarga Ramadhan menyinggung nama Aay. Meera yakin, putrinya itu ada hati dengan Aay. Karena itu Meera setuju. "Jadi begitu, Paman Aay tidak boleh tahu dulu?" "Iya, kita harus buat pendekatan mereka sealami mungkin. Zizi harus bantu Nini ya." "Siap, Nini. Zizi siap membantu apapun!" Zizi sangat antusias dengan rencana mini