Rara masih memeluk Aay, bukan tubuh Aay yang ia peluk, tapi lengan Aay yang berotot, dan kokoh. Rara menghirup aroma tubuh Aay. Ia suka dengan aromanya. Suara ponsel Rara mengagetkan mereka. Rara melepaskan pelukan, lalu mengambil ponsel dari dalam tas. Pesan masuk dari maminya, menanyakan kenapa ia belum sampai juga ke rumah keluarga Ramadhan. Rara membalas, kalau ia tidak jadi ke sana, karena kehujanan di jalan, dan sekarang sedang berteduh. Maminya tak bertanya lagi. Rara menatap Aay, ternyata mata Aay terpejam. "Ih, malah tidur!" Rara memukul lengan Aay yang tadi ia peluk. "Dingin ya," gumam Rara. Aay bangun dari duduknya. Dibuka lemari, diambil dua lembar sarung dari sana. "Pakailah, lumayan bisa mengusir dingin." Aay menyerahkan satu sarung pada Rara. "Apa di sini aman?" T