Ponsel Rahmi berbunyi. Diambil ponsel, Ardan yang menelepon. "Assalamualaikum, Bang," sapa Rahmi. "Waalaikum salam. Aku tadi lupa bertanya, Ami ingin makan apa?" Air mata kembali meluncur di sudut mata Rahmi. Karena perhatian Ardan yang sangat besar padanya. "Terserah saja," jawab Rahmi. "Di sini tidak ada masakan yang namanya terserah saja, Rahmi Sayang." Deg! Hati Rahmi terasa mengembang, kemudian mengempis dengan cepat. Sejak kecil, Ardan sudah sering memanggil sayang. Kenapa baru sekarang ia merasa senang. "Ami!" Panggil Ardan dengan nada kesal. "Eh, di situ ada masakan apa saja, Abang?" Rahmi berusaha mengatasi sebar perasaannya. "Soto, nasi sop, sate, ayam panggang, rawon, selada Banjar, kokoleh, laksa, putu mayang, lupis, apam batil." Ardan menyebut begitu banyak menu maka