Wahyudi menatap tajam tiga orang yang kini duduk di sofa ruang tamunya. Sejak kehadiran Azzam dan kedua orangtuanya, Wahyudi dan Fatimah tak banyak berucap selain mempersilahkan untuk duduk. Meskipun rasa kecewa menguasai hati, Fatimah tak melupakan adab dalam menjamu seorang tamu dengan tetap membuatkan minuman dan menyediakan makanan kecil sebagai cemilan. Walaupun Fatimah tak yakin kue-kue itu akan di nikmati. "Mas Wahyudi, kedatangan kami kemari yang pertama adalah untuk bersilaturahmi. Dan yang kedua... Kami ingin meminta maaf," ucap Hardi memulai percakapan memecah keheningan. "Setelah apa yang kalian kepada keluarga kami?" Tanya Wahyudi dengan suara tertahan. Rahangnya mengeras menahan amarah. Hardi dan Azzam menundukkan kepala. Malu sekaligus merasa sangat bersalah. Sedangkan W
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari