Menurut, karna di tempat ini memang sangat sepi. Bisa aja, kan, misal Selly nolak, nanti malah Awan berbuat lebih dari sekedar nyipok? Nggak, Selly nggak mau itu terjadi. Bibirnya terkatup, satu tangan bergerak mengusap bibir yang basah itu dengan punggung tangan. Masih sangat jelas terasa, seperti apa bibir lembab tadi melumatnya. Iihh, kok enak sih! Rasanya pengen lagi! Tapi kan, lagi ngambek. Behahha …. “Naik.” Suruh Awan setelah motornya menyala, sedikit menoleh, menatap Selly yang masih diam di samping motor. Tak menjawab atau mengatakan apa pun, Selly segera naik ke boncengan dengan berpegangan di kedua bahu Awan. Duduk dengan nyaman disana, mengalihkan pandangan, nggak mau natap punggung cowok itu, tanda kalo dia memang marah. Terdengar sentaan nafas kasar dari Awan, tapi si mo