59 - Lempar Tangkap?

2132 Kata
          “Aneh, bagaimana bisa aku tidak menyadari keberadaanmu di dunia yang aku buat ini?” tanya Lucius setelah mendecakkan lidahnya. Dengan wajah yang terlihat jelas sangat kesal, ia melipat tangannya di d**a. “Jadi orang ini yang namanya Zeth, ya? Sepertinya apa yang ada di dalam ingatanmu itu memang bukan khayalan, Jura.”           “Jadi ini semua memang ulahmu, Henry,” tanya Jura sambil menyipitkan matanya ke arah ‘Lucius’.           Zeth tentu saja tahu kalau Lucius tidak akan mungkin bisa masuk ke alam bawah sadar Jura tanpa sepengetahuan dirinya, karena ia harus ikut bersama Zeth untuk masuk ke dalamnya.           Terlebih lagi, sepertinya Jura tahu siapa orang yang menyamar sebagai Lucius, dan orang itu bukan seseorang yang memiliki niat yang baik.           ‘Lucius’ tertawa satu kali, kemudian mengusap wajahnya dengan sebelah tangannya. Dalam sekejap, wajahnya berubah menjadi seseorang yang belum pernah Zeth temui sebelumnya, yang entah mengapa membuat bulu kuduknya meremang karena ia baru saja melihat sesuatu yang sangat aneh.           Ternyata, bulu kuduknya yang meremang bukan karena ia baru saja melihat sesuatu yang sangat aneh, namun apa yang akan terjadi selanjutnya.           Jika Zeth telat beberapa detik saja untuk menggerakkan tubuhnya ke samping, mungkin saat ini kepalanya sudah terpisah dari tubuhnya. Karena seseorang yang Jura panggil sebagai ‘Henry’ tiba-tiba saja menyerang Zeth dengan kekuatan sihir miliknya.           Henry terus mengarahkan berbagai macam serangan kepada Zeth ketika ia sadar kalau serangan pertamanya berhasil dihindari. Dari bola api hingga kristal es, bahkan kilatan petir tanpa henti mengejar Zeth dengan setia.           Sampai akhirnya Zeth merasa kalau ia tidak akan bisa berbicara baik-baik dengan seseorang yang bernama ‘Henry’ ini dan langsung membuat penghalang magis untuk menangkis serangan darinya.           Sepertinya Henry terlalu percaya diri dengan kekuatannya, karena Zeth bisa melihat wajahnya yang sangat terkejut setelah serangan sihirnya berhasil Zeth tahan dengan penghalang magis miliknya.           Menggunakan kesempatan itu, Zeth langsung menciptakan badai pasir dengan sihir angin dan juga tanah. Membuat jarak pandang Henry menjadi sempit, Zeth juga berharap di dalam hati kalau matanya kemasukan pasir, membuatnya mendapatkan waktu yang lebih untuk menemukan di mana Jura berada.           Sepertinya rencananya berhasil, karena serangan dari Henry tiba-tiba saja berhenti dan ia bisa mendengar geraman kesal darinya.           Tanpa menunggu lebih lama lagi, Zeth langsung menambahkan Aero pada kakinya, melesat dengan kecepatan tinggi untuk masuk ke dalam gua itu menuju tempat di mana ia terakhir kali melihat Jura.           Untung saja Jura masih berdiri di tempat yang sama seperti apa yang diingatnya. “Pegangan yang erat, Jura!” sahut Zeth yang langsung menggendong Jura di tangannya. Ia langsung memutar tubuhnya secepat mungkin dan keluar dari dalam gua itu tanpa menunggu lebih lama lagi.           Jura yang belum siap sempat menyundul dagu Zeth dengan keras, untung saja hal itu tidak membuatnya kehilangan kendali. Hanya meringis pelan dengan mata yang disipitkan terlihat menahan sakit.           “Jura! Kembalikan Jura milikku! Kembalikan!” sahut Henry dari balik punggung Zeth.           “Sebenarnya apa yang terjadi pada temanmu itu?” tanya Zeth tanpa mengurangi kecepatannya.           “Aku telat menghancurkan buku yang seharusnya aku lenyapkan untuk menghilangkan kekuatan terkutuk itu … Ah! Bola api, Zeth!” sahut Jura sambil menarik leher Zeth untuk memiringkan tubuhnya ke samping.           Secara refleks Zeth langsung melompat jauh ke sampingnya dan berhasil menghindari serangan bola api yang melesat melewatinya dengan mengerikan.           “Oi! Bukankah temanmu itu khawatir padamu? Jika ia menyerangku yang menggendongmu, bukankah kau juga akan terluka?!” pekik Zeth yang kembali melompat ke samping dibantu oleh arahan dari Jura.           “Sihir penyembuhnya sangat mengerikan. Mungkin dia bisa kembali menyatukan kaki atau tanganku yang lepas dari tempatnya dengan mudah.”           Zeth langsung mengernyitkan hidungnya. “Tolong jangan mengatakan hal yang mengerikan seperti itu.”           “Aku hanya memberi tahu—ah! Lebih cepat, Zeth! Henry sudah menyusul!”           Mendengar perkataan Jura yang seperti itu, Zeth mencoba untuk terbang dengan menggunakan Aero lebih cepat dari pada sebelumnya, yang tentu saja tidak berbeda jauh dari sebelumnya karena ia sudah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menjauh dari temannya Jura yang sepertinya sudah kehilangan akal sehatnya ini.           “Ah! Tidak bisa menggunakan sihir membuatku benar-benar merasa tidak berguna!” sahut Jura tepat di telinga Zeth. “Bisakah kau mengembalikan kemampuanku dengan bakatmu itu, Zeth?”           “Aku sudah mencobanya sebelum aku masuk ke tempat ini, dan tidak berhasil … mungkin hasilnya akan berbeda jika aku melakukannya di tempat ini,” jawab Zeth, yang saat ini sudah terbang sambil berzigzag untuk menghindari serangan dari Henry.           “Kalau begitu, lakukan! Ah, apa kau tidak bisa melakukannya sambil terbang?”           “Tentu tidak! Aku harus berkonsentrasi penuh untuk melakukannya. Ditambah lagi aku harus membayangkan aliran Mana milikmu yang kembali normal seperti biasanya.”           “Ahh, menyebalkan!” sahut Jura sekali lagi yang rasanya membuat telinga Zeth berdarah. “Andai saja aku mengurung Henry dan Fillia di suatu tempat sebelum masuk ke dalam menara ini … mungkin kejadiannya tidak akan berakhir seperti ini. Seharusnya aku juga tidak perlu mendengarkan perkataan para Senat itu.”           “Sebentar lagi kita akan sampai di ujung hutan, setelah keluar dari sini, hanya akan ada padang rumput yang tidak terlihat ujungnya,” kata Zeth sambil mengubah posisi tangannya yang menggendong Jura agar lebih mudah dan nyaman untuk menggendongnya. “Mengandalkan penghalang magis untuk menahan serangan dari temanmu itu saja tidak cukup, Manaku hampir habis.”           “… aku punya ide, Zeth.”           “Apa?”           “Tapi kau harus percaya padaku.”           Kening Zeth langsung berkerut ketika mendengar perkataan itu dari Jura, kemudian ia menjawab, “Idemu itu tidak akan membahayakan nyawamu sendiri, ‘kan?”           Melihat Jura yang tidak langsung menjawab pertanyaannya membuat Zeth yakin kalau ide yang saat ini ada dipikirannya tidak akan berakhir dengan baik.           “Tidak, pokoknya tidak boleh,” tambah Zeth.           “Lalu, apa kau pikir kau bisa memaksakan diri untuk keluar dari dunia buatan milik Henry ini dengan mudah?” tanya Jura. “Kekuatan sihir pada buku yang seharusnya aku hancurkan itu sangat sulit untuk dikalahkan jika apa yang diinginkan oleh pemiliknya belum juga terwujud, Zeth. Tentu saja saat ini Henry yang keinginannya belum terwujud memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan sebelumnya.”           Belum sempat Zeth mengeluarkan pendapatnya, mulutnya langsung ditutup oleh Jura dengan sebelah tangannya. “Ditambah dia sudah tahu kalau salah satu orang yang … kemungkinan akan membawaku pergi ada di tempat ini,” tambahnya.           “Saat ini kau tidak bisa menggunakan sihir dan membuat penghalang magis, Jura. Jika orang yang bernama Henry itu memiliki niat untuk melukaimu, dengan apa kau bertahan dari serangannya?” tanya Zeth yang terpaksa harus memikirkan ide yang akan dilakukan oleh Jura, karena ia sendiri belum menemukan ide yang bisa membuat mereka keluar dari tempat ini. “Jika aku bisa berada di dekatmu ketika kau menjalankan idemu ini, mungkin aku bisa membuat penghalang magis yang cukup kuat untuk melindungimu.”           “Uhh … sepertinya kau harus cukup jauh … ah, setidaknya beberapa meter dariku dan Henry untuk melakukan rencana ini …”           Zeth langsung menggelengkan kepalanya dengan kening yang semakin berkerut. “Tidak, pokoknya aku menolaknya.”           “Tapi, dengan rencanaku ini mungkin kita bisa berhasil membuat Henry tidak sadarkan diri, Zeth!” debat Jura sambil menarik tubuh Zeth ke samping, kembali membuatnya berhasil menghindari serangan dari Henry untuk yang kesekian kalinya. Ketika Jura mengintip ke balik punggung Zeth, ia bisa melihat kalau jarak mereka semakin menipis. “Ayolah, ikuti saja ideku!”           “Tapi …”           “Jika kita berdua ditangkap oleh Henry, siapa yang akan menolong kita, Zeth?”           Zeth menggertakkan giginya, kemudian membalas, “Baiklah, baik! Asalkan idemu ini tidak perlu kau lakukan dengan cara yang membuatmu mati muda, Jura.”           Jura menganggukkan kepalanya satu kali dengan puas, kemudian berkata, “Kalau begitu, bawa aku terbang tinggi, semakin tinggi semakin baik.”           “… Setelahnya? Lalu apa?”           “Lemparkan aku pada Henry ketika kita masih berada di udara,” jawab Jura tanpa keraguan sedikit pun, bahkan ia sempat mengangkat sebelah ibu jarinya tepat di depan wajah Zeth.           “Jura, apa sebenarnya kau sudah kehilangan akal sehat dan ingin mati muda?” tanya Zeth yang berhasil menahan dirinya untuk tidak menggigit ibu jari Jura yang berada tepat di depan wajahnya.           “Percayalah padaku. Saat ini Henry … entah kenapa jadi terobsesi padaku, padahal sebelumnya tidak seperti ini,” gerutu Jura dengan dagu yang berkerut. “Aku sangat, sangat, sangat, sangat yakin kalau Henry akan menangkapku.”           “Kalau tidak?”           “Kalau tidak, kau yang akan menangkapku, ‘kan?”           “Mungkin aku harus mengajak Henry untuk main lempar tangkap dengan menjadikanmu bolanya, Jura.”           Jura mencubit pipi Zeth dengan cara yang paling menyakitkan sambil berkata, “Kenapa kau malah bercanda dalam keadaan seperti ini, hm?”           Untung saja Zeth berhasil menghindari serangan Henry yang lain sambil mengaduh berkali-kali karena pipinya yang terus menerus dicubit oleh Jura tanpa ampun. “Hentikan! Kau mau serangan Henry mengenai kita!?”           “Maka dari itu, percayalah padaku dan lakukan apa yang kukatakan sebelumnya untuk menghentikan serangan dari Henry!”           Zeth menggeram sebelum akhirnya melakukan apa yang Jura pinta. Ia langsung membawa Jura terbang setinggi apa yang bisa ia lakukan dengan Mananya yang hampir terkuras habis karena ia terus menggunakan sihir.           “Bagus, sekarang, lepaskan aku!” pinta Jura sambil melepaskan pelukannya pada leher Zeth.           “Apa kau yakin?”           Zeth melihat Jura yang memutar kedua bola matanya, kemudian membalas, “Lakukan sekarang atau kita akan terbakar hangus oleh sihir milik Henry yang sebentar lagi akan ia tembakkan!”            Karena Zeth tidak bisa memikirkan ide yang lebih baik lagi, akhirnya ia melepaskan Jura ketika mereka masih berada tinggi di udara. Berharap dalam hati kalau entah apa yang akan dilakukan oleh Jura akan berhasil.           Tentu saja, setelah ia melepas Jura, ia tidak hanya diam dan mengikutinya di belakang. Jika rencana Jura tidak berhasil, ia masih memiliki waktu yang cukup untuk menangkap Jura, atau setidaknya membuat penghalang magis di sekeliling Jura jika Henry memiliki niat untuk menyerangnya.           Setelah berhasil meyakinkan Zeth untuk melepas dirinya, Jura berusaha sebisa mungkin untuk memutar tubuhnya dan menghadap ke arah Henry yang saat ini tepat berada di bawahnya.           Wajah Henry yang memerah karena dipenuhi oleh amarah langsung berubah ketika ia sadar kalau Jura saat ini sedang jatuh menuju ke arahnya dengan kedua tangannya yang terbuka lebar.           Senyum Henry langsung merekah, dengan cepat ia membatalkan sihirnya dan ikut membuka kedua tangannya untuk menangkap Jura.           Sayangnya, Henry tidak pernah tahu apa yang akan dilakukan oleh Jura selanjutnya. Bukannya menerima pelukan dari Jura yang berhasil ia tangkap, ia malah mendapatkan pukulan tepat di hidungnya.           Jura menggunakan momentum jatuhnya untuk melayangkan pukulan yang sangat menyakitkan. Ia sempat mendengar tulang hidung Henry yang kemungkinan besar patah, bahkan bisa ia rasakan di ujung jarinya.           Entah kenapa Jura merasakan kepuasan tersendiri setelah berhasil meninju wajah Henry yang dibutakan oleh keinginannya dan dikendalikan oleh sihir terkutuk itu.           “Woi! Bagaimana caranya orang itu bisa menangkapmu jika ia kehilangan kesadaran!?” omel Zeth setelah ia berhasil menangkap Jura di udara. Ia juga menggunakan Aero untuk mengendalikan angin di sekeliling Henry agar ia jatuh dengan perlahan ke permukaan tanah.           Meski pun Henry saat ini memiliki kemampuan sihir yang sangat mengerikan, ia tetap akan kehilangan kesadarannya setelah menerima pukulan yang sangat menyakitkan seperti itu.           Zeth langsung terduduk di atas tanah setelah mereka bertiga berhasil menyentuh tanah dengan selamat. Mananya hampir saja habis. Untung saja ia tidak lagi main kejar-kejaran dengan Henry.           “Saat ini, aku yang ada di dalam pikiranku sendiri sedang meninju Henry sebanyak sepuluh kali,” geram Jura sambil mengepalkan kedua tangannya. “Tapi, aku akan melakukannya setelah kita berhasil keluar dari tempat ini.”           Zeth mendesah lega setelah tahu kalau Jura berhasil mengendalikan emosinya sendiri. “Lalu, apa yang akan kita lakukan?”           “Tunggu sebentar,” jawab Jura singkat sambil memeriksa seluruh tubuh Henry. Dari balik bajunya, Jura mengeluarkan sebuah buku dengan sampul berwarna ungu tua dengan tulisan berwarna perak yang belum pernah Zeth lihat sebelumnya.           Jura melempar buku itu jauh-jauh dengan cepat, terlihat seperti tangannya yang terbakar karena ia memegang buku itu selama beberapa detik saja.           “Bakar buku itu, Zeth.”           Tentu saja, Zeth melakukan apa yang diminta oleh Jura tanpa perlu berbasa basi lagi. Ia langsung menciptakan api yang cukup besar dan membakar buku itu tanpa ragu sedikit pun.           Api yang menyentuh buku itu berubah menjadi warna hitam pekat. Setelah beberapa saat, api yang membakar buku itu kembali seperti semula dan mulai padam.           Tidak ada sedikit pun sisa buku yang baru saja dibakar oleh Zeth. Membuatnya dan Jura sama-sama menghembuskan napas lega setelah yakin kalau mereka berhasil menghancurkan buku yang memiliki kekuatan terkutuk itu.           Tiba-tiba tanah yang mereka pijak bergetar hebat, retakkan pada tanah terlihat dengan jelas oleh Zeth. Belum sempat ia mempersiapkan dirinya, tanah yang ada di bawahnya tiba-tiba menghilang.           Tidak hanya tanah yang ada di bawahnya, tetapi semua yang ada di sekelilingnya menghilang, digantikan oleh cahaya yang kembali menusuk matanya dengan menyakitkan.           Tidak hanya itu, Zeth harus terjun bebas lagi setelahnya. []                         

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN