! Pengumuman !

370 Kata
Hallo! Maaf beberapa bulan ini aku agak sibuk dengan kerjaan. Tapi diusahakan The Oblivion 3 akan lanjut tanggal 1 Januari 2021! Nantikan yaa :D        . .     “Sedang apa kau di situ?” Tanya Key pada seseorang yang berada di balik semak-semak belakang rumahnya. Ken baru saja pamit pergi setelah mengantar Key tepat ke depan rumahnya.            “Ah, aku mencoba untuk memberi kabar. Desa kami menggunakan burung sebagai alat pengirim pesan jarak jauh. Semoga seseorang membacanya,” jawab lelaki itu sambil mendesah pelan. “Terima kasih karena sudah menolongku. Kau yang menemukanku pertama kali, ‘kan?”            Key mengangguk. “Aku menemukanmu di pinggir hutan ketika aku dan yang lainnya baru pulang berburu.”            “Ternyata benar, kau seorang pemburu.” Lelaki itu berjalan mendekati Key. “Kenapa kau menjadi seorang pemburu?”            “Aku yang menginginkannya.”            Lelaki itu mengangguk mengerti. “Gadis secantikmu tidak pantas untuk mengotori tangannya.”            “Aku tidak cantik.”            Lelaki itu hanya tertawa mendengar jawaban Key yang singkat. “Yah, terserah apa katamu. Aku hanya memberikan pendapatku.”            Key mendesah singkat sebelum memutar balik tubuhnya, lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya.            Setelah makan malam yang singkat, dan membantu ibunya membersihkan peralatan makan yang ia dan keluarganya gunakan, Key langsung mengantar Keira dan Kezia—kedua adik perempuannya yang berjarak empat dan tujuh tahun—ke kamarnya. Key selalu menemani mereka berdua sampai tertidur pulas, lalu pergi ke kamarnya sendiri untuk tidur.            “Kakak,” kata Keira singkat memanggil Key.            “Ada apa, Keira?”            “Tidurlah di sini malam ini.”            Key mengerutkan keningnya. “Kenapa? Bukankah dahulu sekali kau tidak ingin tidur bersamaku?”            Kezia menarik baju Key dengan kencang. “Kezia juga ingin kakak tidur di sini untuk malam ini.”            Key mendesah pelan mendengar permintaan kedua adiknya, lalu mengelus pelan kepala mereka. “Baiklah, tapi ini yang terakhir, ya?”            Keira dan Kezia tersenyum lebar, lalu mengangguk dengan semangat.            “Tidak apa-apa asalkan yang terakhir. Hari ini, aku benar-benar ingin bersama kakak,” kata Kezia pelan sambil memeluk Key.             Tubuh Key serasa diguncang oleh seseorang dengan keras, mencoba untuk membangunkan dirinya. Dengan mata yang sulit dibuka, Key melihat ibunya dengan wajah yang khawatir mencoba untuk membangunkan dirinya dan kedua adiknya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN