21 - Elementalist

2759 Kata
           Padahal, Jura hanya menambah satu buku pada tasnya, tetapi beban yang bertambah terasa sangat berat. Apa mungkin rasa bersalahnya membuat buku yang ia ambil secara diam-diam itu menjadi alasan kenapa bebannya lebih berat dari pada seharusnya?            Sebaiknya ia kembali ke perpustakaan saat istirahat makan siang atau mungkin setelah semua pelajaran yang ia ambil selesai. Meski ia merasa bersalah, tetapi membaca satu atau dua lembar pada buku dengan tulisan kuno itu sepertinya tidak akan membawa masalah pada dirinya … ‘kan?            Lonceng kelas pertama dimulai berbunyi tepat setelah Jura memasuki ruang kelasnya. Kelas itu sudah dipenuhi oleh murid yang mengambil kelas praktik ilmu sihir.            Tiba-tiba, ia ingat kejadian ketika dirinya dan anggota The Oblivion yang lain masuk ke dalam dunia ilusi Jorxas. Di mana mereka menjadi bagian dari akademi sihir yang ada di sana … ah, Jura semakin merindukan mereka semua, apalagi masakan yang dibuat oleh Syville.            Merasa beberapa pasang mata mulai memerhatikannya, akhirnya Jura tersadar kalau ia masih berdiri di depan pintu masuk kelasnya. Ia langsung melihat ke arah meja tempat biasanya ia duduk. Namun, Henry sudah berada di sana, ia juga menatap Jura dengan lekat.            Jura hanya bisa mendesah panjang untuk menghilangkan rasa kesalnya yang mulai muncul. Ia tidak pernah tahu sisi menyebalkan seperti ini dari Henry.            Melihat meja yang ada di dekat pintu masuk masih kosong, Jura memilih untuk duduk di tempat itu. Untung saja Profesor yang mengajar kelas pertama datang tepat ketika Jura baru saja duduk di kursi meja itu, membuat Henry tidak sempat untuk pindah.            Ujung bibir Jura sedikit terangkat. Jika Henry tidak memiliki pemikiran untuk mulai menjauhi Jura seperti sebelumnya, kali ini Jura yang akan melakukan hal itu.            Lagi pula, misi untuk menghilangkan kutukan Grimlace dan kembali pada Lucius dan anggota The Oblivion lainnya lebih penting dibandingkan dengan seseorang yang seharusnya sudah menghilang dari kehidupannya. Ia tidak merasa bersalah sama sekali. Ia harus bisa merasa tidak bersalah melakukan hal itu.            .            .            Sepanjang pelajaran praktik ilmu sihir itu berlangsung, dengan susah payah Jura mengatupkan mulutnya untuk menahan kuap.            Omong kosong apa ini? Dari nama kelasnya saja sudah jelas kalau kelas ini adalah ‘praktik’ ilmu sihir. Tetapi kenapa profesor yang mengajar terus berbicara panjang lebar sambil melihat buku yang ada di tangannya itu? Kenapa tidak mengubah nama kelas ini menjadi ‘teori’ ilmu sihir saja?            Untung saja sebelum kesabaran Jura habis, profesor yang ia tidak ingat siapa namanya itu akhirnya menyuruh semua murid untuk mulai ‘praktik’, yang tentu saja masih membuat Jura harus menahan kuapnya satu jam ke depan.            Untuk seseorang seperti dirinya yang memiliki kekuatan sihir tingkat tujuh setelah menguasai buku Grimoire, praktik yang harus dilakukan kelasnya ini dapat dengan mudah ia lakukan. Untuk semester ini, kelas praktik ilmu sihir hanya perlu menggabungkan dua elemen berbeda menjadi satu untuk menciptakan elemen yang lebih kuat.            Sebelumnya, Jura membutuhkan waktu selama dua sampai tiga bulan untuk menyelesaikan kelas ini. Lebih cepat empat bulan dibandingkan dengan murid lain. Namun saat ini, Jura dapat menggunakan sihir semacam itu tanpa usaha sedikit pun. Bahkan, ia bisa menggunakannya sambil meminum secangkir teh dengan santai.            Profesor yang mengajar kelas itu memberi seluruh murid yang mengambil kelas praktik ilmu sihir sebuah tabung kaca yang dilapisi oleh pelindung magis. Hal ini dikarenakan sering terjadi ledakan yang terkadang menghilangkan satu atau dua lengan bahkan nyawa seseorang yang belum mahir menggabungkan dua elemen berbeda.            Setidaknya jika hal itu benar-benar terjadi, dengan kemampuannya saat ini Jura bisa dengan mudah selamat dari kekacauan itu … sambil menyelamatkan murid yang ada di kelas ini, tentunya.            Merasakan tatapan dari profesor yang mengajar kelasnya, Jura yang dari tadi duduk sambil menyandarkan punggungnya ke kursi karena merasa bosan langsung menegakkan tubuhnya. Sepertinya ia harus pura-pura mulai mengerjakan tugasnya …            Tapi … menghabiskan beberapa hari untuk datang ke kelas yang sudah ia kuasai rasanya sangat sia-sia. Ia merasa waktu yang terbuang sia-sia itu lebih baik digunakan untuk mengerjakan misi utamanya. Menghancurkan buku yang memiliki kekuatan sihir terkutuk itu.            ‘Lumina, kau ingat elemen apa yang kubuat saat di kelas ini?’            ‘Hmm … kalau tidak salah ada hubungannya dengan sihir hitam tingkat dua. Bukankah karena hal itu kau dipanggil ke ruang ketua yayasan akademi sihir?’            ‘Uhh … apa kali ini aku buat yang biasa saja untuk menghindari ceramah panjang dari ketua yayasan dan pandangan buruk orang-orang itu? Tapi karena aku dipanggil oleh ketua yayasan akademi, aku jadi mendapatkan misi untuk masuk ke dalam menara, ‘kan?’            ‘Bukankah karena kau salah satu murid yang mendapat nilai tertinggi?’            Jura membusungkan dadanya sambil mendengus dengan bangga. ‘Hmph, jadi orang pintar memang sulit.’            Saat Jura sedang asik menyombongkan dirinya pada Lumina,  ia tidak sadar kalau profesor yang mengajar kelas itu sudah berdiri tepat di sampingnya. “Jurianna, apa kau butuh bantuan?”            Pertanyaan dari profesor itu akhirnya mengembalikan Jura pada kenyataan. Dengan senyuman tipis, Jura menjawab, “Tidak perlu, profesor. Tugas seperti ini cukup mudah.”            ‘Jura … bukankah seharusnya kau … pura-pura sedikit kesulitan? Ini kelas pertama praktik ilmu sihir di semester ini, ‘kan?’            ‘Untuk apa? Bukankah akan lebih aneh jika aku merasa kesulitan di dalam kelas semudah ini? Semua orang juga pasti akan mengatakan, ah … itu benar. Kau anak dari Julian un Reicon atau semacamnya.’            ‘Tapi tetap saja kau akan terlihat mencurigakan …’            ‘Dari pada membuang-buang waktu di tempat ini, lebih baik aku menjalankan misi utama kita, ‘kan? Kita tidak tahu apakah waktu yang kita habiskan di dunia ini sama atau tidak dengan waktu di mana tubuh asliku berada.’            Entah mengapa Jura bisa merasa kalau saat ini Lumina sedang menepuk keningnya dengan keras. Namun karena ia tidak mengatakan apa pun lagi, sepertinya Lumina juga memikirkan hal yang sama.            Akhirnya dengan wajah yang diusahakan untuk memperlihatkan ekspresi yang sangat serius, Jura mengalirkan Mana ke ujung jarinya, menggabungkan elemen air dan angin. Ia hanya cukup membayangkan kalau angin yang sangat dingin membekukan air dalam waktu yang singkat. Terima kasih pada buku Grimoire yang tertanam d jiwanya, ia dapat dengan mudah melakukannya.            Seketika, tabung kaca yang dilapisi oleh pelindung magis yang ada di depan Jura sedikit retak karena kekuatan sihirnya, butiran kristal es langsung keluar dari retakan itu. Dengan cepat Jura menghentikan aliran Mana pada jarinya dan menariknya menjauh dari tabung kaca itu.            Buku yang dibawa oleh profesor yang memerhatikan Jura melakukan hal itu dalam hitungan detik langsung terjatuh ke atas lantai.  “Ba-ba-bagaimana …?”            Jura menaikkan kedua bahunya, kemudian berkata, “Aku sering melakukan hal ini di rumah. Terima kasih pada ayahku.”            “O … Oh …” gumam profesor pelan sambil mengambil bukunya yang terjatuh ke lantai. “Tidak diragukan lagi. Anak dari Julian un Reicon memang berbeda …”            ‘Lihat,’kan?’            ‘Uhh … Terserah apa katamu, Jura …’            Jura tersenyum tipis mendengar jawaban dari Lumina. Setidaknya dengan melakukan hal ini, ia tetap bisa mendapatkan perhatian ketua yayasan tanpa omong kosong tentang aliran sihir negatif, ‘kan?            “Profesor, karena aku sudah menyelesaikan praktik pada semester ini dengan mudah, aku tidak perlu datang ke kelas ini lagi, ‘kan?”            “Hah? Oh, umm … tentu … tentu! Aku tidak memiliki materi lain untuk mengajarimu lagi pada semester ini,” jawab profesor dengan tangan yang sedikit bergetar. “Sebaiknya aku harus melaporkan ini pada ketua yayasan …”            “Apa karena aku merusak alat praktik, aku akan mendapatkan masalah?”            “Tidak! Bukan begitu!” kata profesor sedikit panik. “Uh, hanya saja … kemampuan praktik ilmu sihirmu sudah sangat luar biasa. Mungkin kau bisa mendapat izin darinya untuk mengambil tingkat selanjutnya dari ketua yayasan.”             “Oh, wow benarkah? Aku tidak sabar untuk mempelajari ilmu sihir tingkat selanjutnya. Keren,” kata Jura mencoba terdengar antusias, namun dari ekspresi yang diperlihatkan oleh profesor, sepertinya ia gagal. “Kalau begitu, aku akan menunggu jawaban secepatnya dari ketua yayasan. Aku boleh pergi terlebih dahulu, ‘kan?”            “Y-ya … aku akan mengabarimu secepatnya,” jawab profesor itu. “Jika ada yang bertanya kenapa kau tidak berada di kelas, katakan pada mereka kalau kau sudah menyelesaikan kelas praktik sihirku.”            Meski profesor itu berbaik hati memberi tahukan hal semacam itu pada Jura … ia tetap tidak ingat siapa nama profesor itu.            .            .            Terima kasih pada profesor baik hati yang namanya masih Jura tidak ketahui, ia berhasil menghindari Henry mau pun Fillia dengan mudah di salah satu kelas yang ada di semester ini.            Jika kelas selanjutnya dimulai, mungkin Jura akan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, masuk ke dalam kelas sedikit terlambat untuk menghindari dirinya duduk di dekat Henry dan keluar dari kelas itu setelah melakukan sesuatu yang keren. Atau mungkin ia bisa menyelesaikan pelajaran selama satu semester dalam satu hari!            Tidak aneh, ‘kan? Untuk seseorang yang sering mendapatkan nilai tinggi setiap ujian dapat dengan mudah menjawab atau melakukan sesuatu yang belum pernah diajarkan oleh para profesor?            Meski Jura sedikit mencolok karena melakukan itu, setidaknya tujuan akhir yang akan ia lakukan masih sama seperti sebelumnya. Yaitu masuk ke dalam menara, mengambil buku mantra sihir terkutuk itu dan menghancurkannya tanpa menggunakan satu pun mantra yang ada di dalamnya.            ‘Jura, apa yang kau pikirkan itu memang terdengar mudah. Tetapi … meski kau berhasil menghancurkan buku itu, bagaimana caranya kau bisa menarik perhatian presiden?’            Jura yang sedang sibuk mengunyah roti lapis untuk makan siangnya langsung terhenti. ‘Benar juga … presiden tertarik padaku karena aku menggunakan sihir terlarang itu, ‘kan?’            ‘Uh … bagaimana ini … seharusnya kita membicarakan hal ini lebih terperinci lagi dengan Rika dan Wargelux …’            ‘Hmph, jika sampai orang itu tidak memberiku penawaran yang sama seperti sebelumnya, aku yang akan menghampirinya secara langsung kali ini.’            ‘Kau tidak tahu di mana tempat kau bertemu dengan Lucius dan yang lainnya pertama kali, ‘kan?’            Jura memilih untuk tidak menjawab pertanyaan dari Lumina karena apa yang dikatakannya memang benar, dan ia tidak ingin mengakuinya.            Tetapi setelah dipikir-pikir lagi, kemungkinan presiden tidak akan datang memberikannya penawaran karena ia tidak menggunakan sihir terkutuk itu tidaklah nihil.            Namun yang jelas, jika Jura menggunakan kekuatan itu lagi… untuk apa ia kembali ke masa lalu dan melakukan kesalahan yang sama? Mungkin ia harus mencari cara lain dengan cepat.            Jura menghabiskan roti lapis yang tinggal setengah itu dengan sekali suapan, kemudian ia berjalan menuju perpustakaan untuk memeriksa buku yang ia dapatkan dari kucing yang kemungkinan merupakan makhluk panggilan seseorang.              Jarang sekali ada orang yang mengunjungi perpustakaan di pagi hari. Tetapi setidaknya ada beberapa orang yang tertarik untuk mengunjungi perpustakaan ketika istirahat makan siang. Sepertinya orang-orang yang melakukan hal itu tidak kelelahan dalam belajar. Hanya orang-orang terpilih yang ingin tetap belajar meski pun sudah diberi waktu untuk istirahat, ‘kan?            Padahal dirinya melakukan hal yang sama …            Jura langsung memilih meja yang paling jauh dan tersembunyi dari tatapan orang-orang di sekitarnya. Setelah menyebarkan pandangannya ke sekitar, dan yakin kalau tidak ada seorang pun yang berada di dekatnya, ia mengeluarkan buku yang sebelumnya ia ambil secara diam-diam.            Jura yakin kalau tulisan yang berada di sampul buku misterius itu merupakan salah satu dari tulisan kuno yang pernah ada. Tentu saja, isinya pun ditulis dengan tulisan yang sama.            Merasa tidak memiliki pilihan lain, Jura sebaiknya mencari sebuah buku panduan atau mungkin sebuah kamus untuk menerjemahkan tulisan semacam ini. Tetapi … perpustakaan miliknya pasti memiliki ratusan atau bahkan ribuan buku seperti itu, butuh waktu lama untuk menemukan yang tepat.            Di akhir, Jura menyalin beberapa kata dari dalam buku itu sambil berharap kalau kata yang ia tulis tidak memiliki arti yang bisa membuat nyonya Griss mencurigainya.            Pandangan nyonya Griss langsung tertuju pada Jura ketika ia mendekatinya. Sambil membenarkan posisi kacamatanya, ia bertanya, “Jurianna un Reicon, kau masih mencari buku yang kau inginkan?”            “Tidak, aku sudah menemukannya, nyonya Griss. Tapi aku tidak mengerti tulisan yang ada di dalamnya,” kata Jura sambil memberikan nyonya Griss kertas dengan tulisan kuno yang ia salin sebelumnya. “Apa ada sebuah buku panduan, kamus atau semacamnya untuk mengartikan tulisan seperti ini?”            Kedua alis nyonya Griss langsung terangkat setelah melihat tulisan yang ada di kertas itu. Dengan mata yang sedikit disipitkan, ia berkata, “Buku seperti apa yang kau baca?”            Jura mengedarkan pandangan ke sekitarnya, kemudian mendekatkan dirinya pada nyonya Griss. Melihat Jura seperti itu, nyonya Griss ikut mendekatkan telinganya pada Jura. “Sebenarnya aku ingin memperlihatkannya padamu. Tapi … aku sudah berjanji pada ayahku untuk tidak memberi tahu siapa pun,” kata Jura dengan suara yang dipelankan. “Buku dengan tulisan seperti ini aku dapatkan dari ayahku. Katanya untuk menguji kemampuanku, aku harus bisa mengerti apa yang ada di dalamnya.”            “Ah … jadi karena hal itu, ayahmu tidak mengajarimu tulisan seperti ini?” tanya nyonya Griss ikut memelankan suaranya.            “Tepat sekali. Hanya kau yang bisa membantuku, nyonya Griss.”             Nyonya Griss mendesah pelan sambil menggelengkan kepalanya. “Biasanya, buku dengan tulisan seperti ini dimiliki oleh  seorang elementalist tingkat tinggi. Mungkin seseorang yang memiliki sihir tingkat enam atau tujuh.”            “Seorang elementalist? Maksudmu seseorang yang membuat kontrak dengan … makhluk panggilan?”            Nyonya Griss terkekeh pelan sambil mengibaskan tangannya beberapa kali. “Konsepnya sedikit berbeda, seorang elementalist membuat kontrak langsung dengan … peri yang memiliki elemen tertentu. Tentu kau tahu perbedaan antara sihir yang menggunakan Mana dan kekuatan langsung dari peri, ‘kan?”            Sebenarnya Jura tidak terlalu paham teori itu. Tetapi untuk mempersingkat waktu, ia memilih untuk menganggukkan kepalanya. Kemudian ia mengerutkan keningnya ketika menyadari suatu hal. ‘Lumina … jadi sebelumnya kau berbohong padaku, ya? Kau sebenarnya mengerti tulisan ini, ‘kan?’ Karena tidak ada jawaban dari Lumina, Jura menganggap kalau apa yang dipikirkan olehnya itu benar.            “Apa buku semacam ini hampir mirip dengan Grimoire?” tanya Jura lagi.            “Hah! Apa kau baru saja meremehkan buku Grimoire? Tentu saja Grimoire jauh lebih sulit dibandingkan buku seperti ini,” desis nyonya Griss. “Butuh puluhan tahun untuk menguasai buku Grimoire. Anak zaman sekarang, pasti tidak tahu seberapa hebat potensi yang dimiliki oleh seseorang yang menguasai Grimoire.”            Jura tertawa canggung mendengar perkataan nyonya Griss. Padahal, seseorang yang memiliki pengetahuan tentang Grimoire berada tepat di depannya.            “Tapi, tidak aneh jika kau memiliki buku seperti ini. Mungkin buku itu milik ibumu,” tambah nyonya Griss.             Jura langsung teringat perkataan Lumina sebelumnya. Janji yang dibuat oleh ibunya dengan para Mana bahkan Faerie.            Mungkin buku misterius itu bisa membuat Jura lebih paham tentang perbedaan seorang elementalist dan pengguna sihir biasa. Ia juga mungkin bisa menemukan informasi mengenai Fira dan hubungan dengan janji yang dibuat antara ibunya dan para Mana serta Faerie.            “Ini, mungkin buku ini bisa membantumu,” kata nyonya Griss yang membuyarkan lamunan Jura sambil menyerahkan sebuah buku dengan sampul berwarna hitam dan tulisan yang dilapisi emas.            Sepertinya semua buku yang memiliki hubungan dengan seorang elementalist dibuat dengan sampul berwarna hitam dan tulisan emas …            “Terima kasih, nyonya Griss. Setelah aku menguasai tulisan semacam ini, aku akan mengembalikannya padamu.”            “Kau bisa menggunakannya selama yang kau mau. Aku ingin melihat kemampuan seorang anak dari elementalist terhebat dan juga penyihir nomer satu di negara ini.”            Jura hanya bisa tersenyum miris. “Nyonya Griss … semakin tinggi ekspektasimu, semakin besar juga kekecewaanmu kelak.”            Nyonya Griss mendengus keras sambil memutar kedua bola matanya. “Omong kosong apa yang kau katakan? Kau selalu memenuhi ekspektasiku selama ini. Seharusnya, di ujian kemarin kau berada di posisi pertama,” cibir nyonya Griss. “Semua pengajar di akademi ini sepertinya tidak bisa menilai seseorang dengan baik. Apa bagusnya anak dari keluarga Shallazar itu? Siapa namanya? Nona senyum palsu. Cih.”            Jura tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang dikatakan oleh nyonya Griss. “Nyonya Griss, jika seseorang mendengar perkataanmu, mungkin kau akan dibenci …”            Sekali lagi, nyonya Griss mendengus keras. “Hmph. Kau pikir aku peduli dengan tanggapan orang-orang di sekitarku? Sudah, kalau begitu cepatlah pelajari buku itu dan hajar ayahmu tepat di wajahnya.”            Jura terkekeh pelan sambil berterima kasih beberapa kali pada nyonya Griss. Ia tidak tahu hubungan apa yang dimiliki oleh nyonya Griss dengan kedua orang tuanya, yang jelas di masa lalu sepertinya mereka cukup akrab.            Setelah berbicara dengan nyonya Griss, rasanya beban pada hati Jura sedikit menghilang. Meski hanya nyonya Griss, setidaknya ada seseorang yang mengetahui seperti apa Fillia sesungguhnya. Ia juga merasa sedikit senang karena ada seseorang yang mewakilkan dirinya untuk berkata seperti itu tentang ayahnya.            Mungkin, jika sebelumnya Jura berbicara dengan nyonya Griss seperti ini … ia tidak akan terlalu membenci kehidupannya.            Mungkin, jika sebelumnya Jura tahu ada seseorang yang peduli padanya seperti nyonya Griss dan Dyana … ia tidak akan menggunakan kekuatan terkutuk itu untuk mengubah dunia. []  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN