“Ah, maafkan aku, Shandy.” Adelia beranjak dari kursinya. Dia menatap Shandy yang tampak kebingungan dan kemaja serta jasnya yang kini penuh noda kopi. “Aku akan membersihkan ini. Aku hanya kaget. Aku hanya kaget karena kamu memperkenalkanku ke ibumu dan mengakuiku sebagai calon istrimu.” Adelia bergerak maju mendekati Shandy, meraih kancing kemejanya. “Mau apa kamu?” Shandy menepis tangan Adelia. “Apa sih!? ayo lepas kemejamu!” Adelia tampaknya takkan menyerah. Dia kembali meraih kancing kemeja Shandy untuk melepaskan benda itu dari lubang-lubang kancingnya. “Ayo cepat buka kemeja kamu!” “Permisi Pak Shandy. Berkas yang tadi pagi Bapak minta….” Entah Cindy tidak mengetuk dan langsung membuka pintu ruangan tanpa permisi, ataukah Shandy dan Adelia yang tidak mendengarnya karena sibuk d