Tersenyum pada Musuh

1146 Kata
Elena pun merasakan kebingungan yang sama kemudian dia berkata, “Karena dia telah memutuskan untuk hadir di acara ini, mungkin dia telah menerima semua kenyataan ini.” “Aku berharap seperti itu, karena aku tidak ingin dia merusak kebahagiaan Jayson,“ ucap Xander Jika Davis mendengarkan perkataan Xander, dia akan menertawakannya. Bagaimana bisa Xander membiarkan putranya merusak kebahagiaan orang lain, kemudian melarang Davis melakukan hal yang sama? Putranya benar-benar telah merampas tunangannya dan mereka telah melakukan perbuatan yang hina. Tindakan Jayson telah membuatnya kesal karena merasa kalah dalam pertarungan ini. Ditambah lagi, Jayson masih terus saja mengingatkannya akan hal ini. Setiap orang memiliki batasnya masing-masing, saat Davis yang harus menghadapi situasi yang menjengkelkan ini. Namun, dia tidak ingin menunjukan titik kelemahannya di hadapan mereka. Waktu berlalu, pesta pertunangan mereka masih terus berjalan. Jayson telah berganti pakaiannya dan menggenakan jas berikutnya. Dia mendapatkan banyak pujian dari para tamu selama acara berlangsung. Davis berharap acara ini cepat selesai agar cepat pulang saat dia sudah merasakan kejenuhan. Namun, tiba-tiba tubuhnya terdiam ketika dia melihat pakaian terakhir yang dikenakan Jayson. Dia melihat warna silver saat kilatan perak menyala. Jayson tampak terlihat mempesona seperti sebelumnya dalam balutan jas hitamnya, tetapi yang paling menarik perhatian semua orang adalah arloji yang dikenakan di tangannya. Itu adalah sebuah jam tangan antik yang bertabur rubi. Desainnya sangat unik dan edisi terbatas jelas bahwa harga jam ini sangat mahal. Tidak ada yang lebih mengenal jam ini selain Davis. Jam itu milik mendiang almarhum Ayahnya, yang secara khusus dibuat untuknya. ‘Berani sekali dia menyentuh barang milik ayahnya!’ Davis semakin dingin saat emosinya melapisi wajahnya. Jayson bahkan merebut semua yang dia miliki. Dia berjalan melewati kerumunan dengan perasaan marah dan bergegas menuju Jayson. Dia menatap tajam ke arah Jayson sebelum dia berkata dengan dingin, “Siapa yang telah memberimu hak untuk menyetuh jam itu? Kembalikan sekarang! Itu milik ayahku!” “Ayahmu sudah meninggal. Sekarang ayahku adalah Tuan rumah yang sebenarnya. Jadi, jam ini seharusnya menjadi miliknya. Dan ini menjadi milikku!” Jayson berkata sebelum tersenyum dingin. Dia jelas tidak akan mengembalikan jam itu. Wajah Davis menjadi gelap saat dia berkata, “Arloji ini, milik ayahku! Kembalikan arloji itu padaku!!!” “Tidak! Aku ingin lihat apa yang akan kau lakukan jika aku menolaknya? Apakah kau akan mengambil arloji ini di depan umum?” Jayson berkata dengan sombong saat dia menyipitkan matanya. “Apakah kau pikir aku tidak berani melakukannya?” Davis berkata ketika dia hendak menarik jam itu dari tangan Jayson. Namun, sebelum tangannya bisa melepaskan jam itu, Jayson tersandung ke belakang seolah-olah dia telah didorong. Tubuhnya kehilangan keseimbangan dan dia pun jatuh ke lantai. Keheningan menyelimuti seluruh ruangan ball room dan semua orang menatapnya. Jayson duduk di atas lantai dan berteriak dengan melakukan kebohongan, “Davis! Aku tahu bahwa kau memiliki perasaan terhadap Wiska, tetapi dia adalah saudara iparmu. Bahkan jika aku mengatakan hal yang telah membuatmu kesal, bagaimana kau bisa mendorong aku? Apakah kau ingin membuat anakku kehilangan ayahnya?” “Aku…” Davis tercekat hingga terdiam sebelum dia bereaksi dengan tenang. “Aku hanya ingin arloji milik ayahku. Dia telah merebut semuanya dariku. Hah! Bahkan dia berani sekali menyentuh arloji milik ayahku!" Dia tahu bahwa dia telah jatuh ke dalam perangkap Jayson. Menyadari tatapan tajam dari para tamu, Elena dengan cepat menghentikan itu dengan berkata, “Jayson! Kembalikan arlojinya. Aku bisa membelikanmu yang baru nanti.” Jayson bangkit dan berdiri kembali sambil menatap Elena saat dia enggan melepaskan arloji itu. “Tapi ibu… Aku menyukai jam ini.” “Itu milik ayahnya! Kembalikan padanya!” Elena melototinya saat dia memberi intruksi. Pada akhirnya Jayson merelakan arloji itu. Davis menyeringai dengan penuh kemenangan. Setidaknya, dia masih memiliki ini. Sementara, Wiska bergegas, mendorong Davis ke samping dan menatapnya dengan tatapan tajam saat dia berkata, “Davis! Sudah hentikan dramamu itu! Bagaimana kau bisa begitu kejam sampai kau tega menyakiti saudaramu saat kau tahu dia akan menjadi ayah dari anakku? Jangan pernah berpikir untuk mendapatkan cintaku. Aku tidak pernah mencintaimu. Berhentilah pengemis padaku!” Davis sudah mati rasa karena semua kesakitan ini, tetapi perkataan Wiska telah menamparnya dengan keras. Dia menjadi sangat marah saat menyeringai dengan licik dan ingin memberikan penghargaan bintang drama pada pasangan ini. Para tamu mulai menjadi gaduh dan mereka pun mulai bersemangat mencari tahu tentang peristiwa yang terjadi. “Wow, apakah dia saudara dari pengantin laki-laki? Beraninya dia mencoba merayu tunangan saudaranya sendiri?” “Lihatlah dia! Penampilannya yang tidak ada bandingannya dengan Jayson! Jadi bagaimana dia bisa dibandingkan dengan Jayson!” “Hah! Kau benar. Betapa tidak tahu dirinya, dia! Apakah dia pikir bahwa Nona Wilson akan bangga memilih pria yang buruk seperti dia. Huh! Jangan mimpi!” “Jangan bermimpi terlalu tinggi. Kau bahkan gagap dan obesitas! Kau tidak pantas dengan Nona Wilson!” Semua orang memandang Davis dengan jijik saat mereka melontar perkataan hina padanya. Davis tertawa dengan marah sebelum dia berbicara, “Kalian memang sangat serasi! Wiska! Apakah kau mengalami am-amnesia? Hingga kau lu-lupa karena aku adalah tunanganmu. Dan seharusnya, hari ini adalah per-pernikahan kita! Hah! Betapa murahnya dirimu!” Wiska tidak menyangka bahwa Davis akan mengatakan hal yang sebenarnya. Wajahnya memucat saat dia menanggapinya, “Davis! Berhentilah mengatakan kebohongan! Kapan aku menjadi tunanganmu? Berhentilah hidup dalam mimpimu!” “Davis! Percaya atau tidak, kami saling mencintai dan kau tidak perlu menyebarkan kebohonganmu di sini! Jika dia tidak mencintaiku bagaimana anakku tumbuh di rahimnya? Kau sangat keterlaluan dengan fitnahmu itu.” Jayson menyela dengan menunjukan wajah sedihnya. Dengan rapi dia berusaha menyeimbangi perkataan Davis hingga membuat orang-orang salah mengartikan. Para tamu berbicara dengan nada pelan. Pesta pernikahan megah ini tiba-tiba berubah menjadi perseteruan sebuah keluarga besar. Semua orang merasa peristiwa ini lebih menyenangkan dari pada sinetron drama unggulan. “Davis, kali ini kau telah berbuat salah. Aku tahu kau menyukai Wiska, tetapi sekarang dia telah memilih Jayson, tolong berhenti untuk menyebarkan kebohongan seperti itu,” ucap Ayah Wiska, Gery Wilson yang membela putrinya. Pemilihan kata-katanya terdengar lebih halus tetapi dia jelas telah merusak reputasi Davis. Ekpresi Davis memucat saat dia merasakan tatapan orang terhadapnya semakin berbeda setelah Gery Wilson melontarkan ucapannya. Dia berdiri sendirian di ruangan ballroom itu saat ketidakberdayaan menyelimutinya. Keringat mulai mengucur deras dari tubuhnya dan bahkan dia mulai merasakan hawa dingin hinggap ke seluruh tulangnya. Tuan Besar Finley menjadi marah, "Davis! Apa yang kau bicarakan? Kau tidak bisa seperti ini. Kau harus bisa menjadi lelaki yang sejati. Bukankah aku telah merestui hubunganmu dengan Yessy. Kasihan dia sedang mengandung anakmu!” Davis menyeringai dengan sinis, "A-aku tidak melakukan kesalahan apa a-papun!” Pada saat ini, Jayson dan Wiska berjalan menghampiri kakeknya dan menatap Davis seolah-olah dia sedang berbohong. "Davis, sudah cukup! Berhentilah keras kepala. Kau tidak bisa terus-terus merahasiakan tentang ini bahkan kau tidak bisa lepas tanggung jawab begitu saja! Di dalam rahimnya, ada calon cucuku! Bagaimana bisa kau menjadi kejam seperti ini?” Tiba-tiba Davis merasakan firasat buruk. "Apa maksutmu? Siapa itu Yessy?” Yessy?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN