Istri Cantiknya

1302 Kata
Sekelompok karyawan menyegir dengan girang saat melihat sosok Aurel. Pasalnya, ini pertama kalinya mereka melihatnya. Mereka berharap bahwa mereka bisa berkencan dengan Aurel. Karena mereka tenggelam dalam fantasi mereka hingga mereka tidak ingat dengan insiden yang telah merusak reputasi Davis. Aldi mendengus kesal ketika dia berkata dengan marah. “Mereka hanya hanyalah buaya hidung belaang!” Sekelompok karyawan itu baru saja menyerang Davis dengan cacian karena ulah Wiska si wanita buaya. Tetapi mereka tampak seperti nyamuk yang imut di depan Aurel di detik berikutnya. Mereka sama sekali tidak memiliki moral yang baik untuk berbicara! “Lupakan!” Aldi berkata pada Aldi dengan menyeringai getir. Orang-orang ini tidak bisa ditebak dan biasanya mereka tidak perduli apapun yang terjadi jadi, bagaimana dia bisa membuat mereka menyadari bahwa perkataan mereka menyakitkan. Mungkin mereka juga akan menggunakan kata-kata yang lebih buruk jika Aurel tidak muncul secara kebetulan. Davis tersentuh dengan tindakan Aldi dan berkata dengan tulus, “Aldi, terima kasih atas pembelaanmu padaku.” “Si brengseek itu yang menyebabkan kericuhan ini. Untung saja Aurel datang.” “Jangan khawatir. Aku bahkan tidak peduli dengan cacian mereka.” “Oke, baiklah. Kau sangat beruntung bisa mendapatkan kebaikan Aurel.” Davis mengangguk Ketika dia membenarkan ucapan Aldi. Kegembiraan menyelimuti seluruh kantor saat ini karena semua orang bersemangat untuk mencari tahu mengenai alasan di balik kumunculan Aurel yang secara mendadak di kantor mereka. Aldi bertanya dengan rasa penasaran pada Davis, “Hei, menurutmu mengapa presdir dari International Investman grup mengunjungi kantor kita tiba-tiba? Bukankah kantor kita begitu sulit untuk mendapatkan kontrak Kerjasama dengan perusahaan besar seperti mereka?” “Aku tidak tahu tentang itu.” Davis mengerutkan bibirnya setelah menanggapi pertanyaan Aldi. Pasalnya, dia memang tidak tahu apa yang dilakukan Aurel di kantornya. Meskipun Light Entertaiment adalah perusahaan yang berkembang dengan baik tiap tahunnya tetapi peusahaan Informan menduduki peringkat utama di tingkat internasional. Jelas, perusahaan itu sangat besar dan lebih sukses dari perusahaan yang lainnya. Para pejabat Light Entertainmen telah mencoba untuk melakukan Kerjasama dengan perusahaan seperti Informan, tetapi keinginan mereka diabaikan Informan. Namun, tidak ada yang menyangka jika Aurel muncul di kantor mereka hari ini. Davis merasakan keanehan dengan kedatangan wanita itu karena dia semata-mata. ‘Mungkinkah wanita itu datang untuknya? Tetapi bukankah dia sangat sibuk bahkan tidak ada celah untuk orang-orang menemuinya.’ “Ok baiklah. Kalau begitu, mari kita tunggu jawabannya nanti. Dia bahkan lebih baik dari Wiska. Bahkan menduduki peringkat pertama Wanita tercantik.” Suara Aldi terdengar kemudian Ketika dia memijit pelipisnya. Melihat ekpresi Aldi, Davis berkata ketika sudut matanya meliriknya. “Sepertinya kau sangat memperhatikannya.” “Tentu saja! Kemunculannya membekukan cacian orang-orang terhadapmu. Mungkin kau tidak menyadari kesempurnaannya. Dia bahkan tidak hanya cantik tapi baik. Bagaimana dia bisa dibandingkan dengan Wiska si Wanita buaya itu.” Aldi masih mengupat Wiska dengan marah. “Itu kesalahanku yang terlalu percaya padanya!” Mata Davis terpejam saat dia menanggapi ucapan Aldi. Aldi menjadi cemberut saat dia melihat ekpresi temannya yang sedih. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain menghiburnya. “Tuhan lebih menyayangimu makanya memperlihat keburukan Wiska sebelum kalian menikah. Bukankah itu lebih baik mengetahui sekarang?” Setelah jeda sesaat, Aldi berkata dengan semangat. “Begitu kau mendapatkan Wanita sempurna, maka kau juga bisa memamerkan pasanganmu.” "Mm." Davis merasa lebih baik setelah dihibur oleh Aldi. Faktanya, dia belum memberitahu Aldi tentang pernikahannya dengan Aurel. Perasaan gugp tampak dari sorotan matanya dalam sekejap Ketika Aldi tidak memperhatikannya. Selain itu, mereka telah berjanji untuk merahasiakan pernikahan mereka. Jadi, itu tidak masalah bukan? Selain itu, dia menyadari dirinya bahwa dia tidak pantas mendampingi Aurel saat ini. Tentu saja, dia tidak ingin menaruh hati pada gadis itu. Waktu berlalu, Davis dan Aldi meninggalkan perusahaan di sore harinya. Mereka berpisah di parkiran setelah Aldi mengajak Davis untuk tinggal di rumahnya. Namun, Davis menolak tawaran temannya dengan lembut dan merasakan haru dengan perlakuan Aldi. Mereka telah berteman lama. Selama ini, Aldi selalu baik padanya. Davis merasa bahwa Aldi seperti saudaranya sendiri. Meskipun nyatanya mereka tidak ada ikatan darah. Davis tidak takut pada Jayson. Lagi pula, dia tinggal Bersama Aurel saat ini. Jadi, dia tidak khawatir dengan kondisinya sekarang. Selain itu, dia bisa tidur di mana saja karena dia adalah laki-laki. Itu tidak menjadi masalah, bukan? Setelah menyaksikan Aldi pergi, sebuah marasetty berhenti di belakangnya. Dia mendapati Mathew Ketika dia berbalik. Mathew membuka pintu mobil Ketika dia berkata dengan hormat, “Tuan, Presdir ingin bicara dengan Anda.” Mata Davis memandangi Aurel yang bersandar dengan anggun di kursi penumpang. Pria itu kemudian mengangguk sebelum dia masuk ke dalam mobil. “Bukankah, Nyonya Aurel ada meeting di kantor?” Dia pikir bahwa Aurel sudah pergi sedari tadi tetapi Wanita itu masih ada di sini. “Tidak, aku menunggumu.” Aurel menanggapinya saat sudut matanya melirik ke arah Davis. Seolah-olah dia menunjukan protes bahwa dia telah menunggunya lama. Davis tertegun sebelum dia bereaksi dengan gagap, “Oh. Ma-maafkan aku. Apakah aku telah berbuat kesalahan?” “Tidak. Aku hanya ingin tahu pendapatmu tentang malam pernikahan kita.” Suaranya yang tenang membuat kerutan di kening Davis berkerut semakin dalam. “A-aku be-belum memikirkannya. Kenapa tiba-tiba kau menanyakan pertanyaan ini padaku?” Dia tergagap. Pernikahan mereka hanyalah sebagai mitra saja. Keduanya memiliki alasan yang berbeda. "Aku yakin jika kau akan merindukannya.” Aurel menatapnya lebih tenang dari biasanya. Matanya yang biasanya datar kini berbinar hingga tampak menggoda. “Hah? Merindukannya?” Meskipun dia berjanji kepadanya bahwa dia akan menjadi parnert yang baik tetapi seharusnya dia tidak bisa bertindak dengan semena-mena. "Apa yang kau pikirkan?" Aurel mendengus ketika kilatan cahaya menyorot dingin. “Bagaimana aku bisa tahu? Mengapa kau membahas malam pernikahan? Apakah kau tertarik pada diriku yang menjijikan ini?” Aurel mengangkat bahunya ketika dia berbicara, “Itu hanya makan malam biasa tetapi kau malah berpikiran negative padaku.” “Ooh. Hanya makan malam?” Davis menelan ludahnya Ketika dia tidak bisa menyembunyikan tingkah lakunya. "Tentu saja! Kau tidak izinkan untuk berpikir bahwa aku akan… Aku tidak perlu menjelaskan ini padamu.” Aurel menatapnya dengan dingin. Wajah Davis memerah ketika dia berpikir bahwa dia terlalu percaya diri hingga Aurel mengajaknya untuk bersenang-senang di malam pertama pernikahan mereka. Dia ingin sekali menggali lubang dan mengubur dirinya. Dari awal, dialah yang menawarkan kerjasama ini pada Aurel. Aurel bahkan tidak membahas tentang tugas dalam perkawinannya. Dia hanya bertanya apa yang seharusnya mereka lakukan pada malam pernikahan mereka. Sepertinya dia telah salah mengartikan maksud dari kalimatnya dan membiarkan fantasinya menjadi liar. Suasana di dalam mobil berubah menegang tiba-tiba. Bahu Mathew bergetar ketika dia mencoba menahan rasa gelinya bercampur tawa hingga bahunya bergetar. Jika Aurel tidak memberinya tatapan peringatan dari arah kursi belakang, dia sudah tertawa terbahak-bahak. Lapisan merah tampak di wajah Davis saat dia merasa salah tingkah. Dia adalah wanita yang terhormat dan menempati janjinya. Dia mempercayainya karena dia Aurelia Smith. Dia tidak seperti Wiska Wilson. Wanita itu bukanlah sosok yang dapat dipercayai kata-katanya. Dia telah mengingkari janjinya tentang berhubungan di dalam pernikahan tetapi dia justru terjebak di dalamnya. Sementara Wiska bersikap sebaliknya. Dia bahkan tampak acuh padanya. Jadi mana mungkin dia tertarik padanya. Lihat dia! Seharusnya dia bisa mendapatkan pria yang sempurna bukan seperti dirinya. Tetapi diam-diam Davis menyeringai karena bersyukur bahwa Wanita di sampingnya adalah Wanita luar biasa. Dia bahkan tidak malu duduk sebangku dengannya. “Terima kasih, Nona Smith!” “Sama-sama.” Mobil berhenti ketika mereka sedang berbicara dan Aurel melihat ke luar sebelum dia berkata, “Kita sudah sampai.” Davis tertegun karena terkejut ketika dia melihat sekelilingnya dan menyadari di mana mereka berada. Itu Montaint, sebuah restoran yang sangat terkenal dan letaknya di perbatasan kota. Lahannya yang luas terdapat beberapa gedung yang mengelilingi taman terbuka yang dilengkapi dengan beberapa penerangan yang indah. Ditambah lagi dengan pemandangan danau di dekatnya dan gunung-gunung yang tampak samar dari kejauhan menciptakan kesan yang romantik untuk pasangan muda. “Ayo masuk,” suara Aurel terdengar ketika dia memberinya intruksi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN