Davis mencondongkan tubuhnya untuk mencengkeram dagu Jayson. Wajahnyanya terlihat menujukan senyuman tapi matanya tidak menujukan sedikit pun tawa. Kilatan dingin tampak di matanya saat menantang lampu sorot. Jayson terpaksa mengangkat kepalanya karena dagunya di cengkeram. Dia tidak terima diperlakukan dalam posisi yang menghina seperti itu. Dia berusaha keras untuk melepaskan diri dari cengkeraman Davis, tetapi tidak bisa. Rasa sakit yang tajam di dagunya meresap ke tulangnya dan menyebar ke otaknya, memberikan ilusi bahwa tulangnya akan segera hancur. Davis bergumam, “Kau tidak lebih dari seekor monyet. Apakah kamu pikir, aku akan tertarik pada seekor monyet yang menyedihkan? Hmm?” Suara Davis yang pelan dan tenang menyerupai permukaan es di gunung, membuat punggungnya merinding. J