“Itu bukan urusanmu.” Suara wanita itu mengandung ketidakpedulian mengejutkan Nicolas. Dia menatap Aurel dengan tidak percaya. Bukan urusanmu. Apakah hanya dengan dua kata itu dapat menghapus semua kenangan masa lalu mereka. Matanya membentuk danau. Nicolas akhirnya mengeluarkan kata-kata ini dari mulutnya beberapa saat kemudian. “Aurel, aku minta maaf jika sikapmu ini adalah caramu membalasku, karena meninggalkanmu empat tahun yang lalu. Tapi, kakek sedang sakit. Bagaimana jika kesehatannya tergangnggu begitu mengetahui ini…” "Apa yang kau bicarakan?" Aurel mengerutkan kening dengan kesal. Pandangannya sekarang dipenuhi ketidaksabaran. “Yang aku maksut adalah meskipun kita putus, akulah yang dekat dengan Kakek…” “Tuan Reymon, aku tidak tahu bahwa kau telah menimbulkan begitu banyak