Samuel sampai di depan rumahnya, lelaki itu tersenyum tipis menyadari tidak ada yang menyambutnya seperti biasa, dan untuk kedua kalinya ia pulang lalu merasa kehilangan dan kesepian hingga muncul satu tekad dalam hatinya untuk menyelesaikan segala pekerjaan dengan cepat agar bisa dengan cepat pula menyusul sang istri dan putra mereka. Lelaki yang berjalan santai memasuki rumah setelah mengunci pintu samping tempatnya lewat itu menyempatkan diri ke dapur untuk meminum air putih dingin yang baru ia ambil dari kulkas. Ia melihat masih ada banyak stok telur di sana dan bisa ia gunakan untuk menu sarapannya besok pagi. Setelah membasahi tenggorokan dengan air dingin Samuel segera memasuki kamarnya yang ada di lantai dua rumah itu, tetapi sebelum memasuki kamarnya ia terlebih dahulu membuka