"Mama ...." Abraar berlari kecil mendekati sang ibu yang sedang berada di tapi, tas punggung kecil yang di gendongan bocah itu melonjak lonjak karena langkah ceria bocah itu. "Eh, anak Mama yang ganteng udah sampai, gimana sekolahnya, Nak?" tanya Meisya yang menyambut bocah itu dengan pelukan hangat san ciuman di kedua pipinya, Mbak Wiwin memang sengaja Meisya minta untuk menjemput sang putra di sekolahnya siang ini karena dirinya yang begitu selesai dengan prakteknya di klinik langsung sibuk di dapur. "Tadi aku main engklek terus nyanyi terus bikin perahu dari kertas aku paling jago dong kan aku udah belajar sama Papa," kata Abraar menceritakan kegiatannya di sekolah dengan penuh semangat, Meisya tersenyum lebar mendengar apa yang putranya katakan. "Wah, anak Mama hebat banget," kat