"Sayang, bangun, yuk. Udah siang," Samuel mencium pipi sang putra lalu mengacak gemas rambutnya yang sedikit berantakan, bocah itu menggeliat lalu membuka kedua matanya dengan malas. "Papa," gumam bocah itu lalu kembali ingin memejamkan matanya karena rasa kantuk yang masih menyelimuti, Samuel terkekeh melihat wajah putranya yang menggemaskan itu. "Kok malah mau bobok lagi, udah siang loh nanti kamu terlambat berangkat ke sekolah," kata Samuel sambil menyingkap selimut bergambar kapten Amerika yang masih membalut tubuh mungil itu. "Papa semalam pulang terlambat, aku nungguin Papa jadi sekarang masih ngantuk," keluh Abraar tetapi bocah itu lalu bangun dari tidurnya sambil mengucek mata yang masih terasa berat, Samuel yang duduk di tepi ranjang tersenyum lebar. "Iya, maafin Papa, ya.