“Janji?” Kaylee mengulurkan jari kelingkingnya. Maxwell menyembunyikan kekehannya, sifat Kaylee seperti anak kecil, tapi sangat terlihat manis dimatanya. Dengan cepeat Maxwell ngaitkan kelingkingnya ke kelingking Kaylee. “Promise.” Jawabnya, lalu menarik tangan Kaylee untuk mencium punggung tangan wanitanya dengan cepat. Pipi Kaylee merona dengan perlakuan Maxwell. Dia tidak tahu semenyenangkan ini memiliki seorang kekasih. Biarlah untyk kali ini Kaylee menikmati hidup seperti wanita lain seusianya. “Sudah tidak marah?” Tanya Maxwell. Kaylee menggelengkan kepalanya. “Aku tidak marah.” Jawabnya. Memang Kaylee sedang tidak marah, hanya saja tidak suka melihat orang menghamburkan uang cuma-cuma, sedangkan diluar sana banyak orang yang mati-matian mencari uang. Contohnya Ka