Surat Skorsing

2403 Kata
Kadangkala apa yang kita rasa sudah berjalan dengan baik ada satu titik yang kita lewatkan dan titik itu yang justru menjadi bumerang untuk kita, titik di mana kau kurang waspada dan akhirnya kau menuai buah dari apa yang kau tabur. Duuk,,, Satu tembakan bola kasti dari sudut ruangan itu baru saja di lepaskan, dan melesat begitu cepat ke arah Vario, dan tap,,, Vario menggeser sedikit kepalanya lalu menangkap bola kasti itu dengan tangan kanannya yang sebelumnya memegang spidol, dan dengan kecepatan penuh, secepat membalikkan telapak tangan, Vario kembali melempar bola kasti itu dengan sudut kemiringan yang tepat dari arah datangnya bola itu dan,,, Brak,,, Dua orang yang berdiri di sudut ruangan itu , yang sebelumnya menembakkan bola tersebut langsung terjatuh karena bola itu tepat mengenai jidat salah satu mereka lalu memantul kembali ke arah Vario dan Vario dengan begitu cepat kembali menangkap bola itu dengan sedikit melompat dan kembali melemparkan bola tersebut pada orang satunya lagi, hingga akhirnya mereka berdua tersungkur di lantai dengan jidat memerah karena hantaman bola kasti tersebut. Tak ada kata yang terucap dari bibir Vario, namun tatapannya mengintimidasi seluruh mahasiswa yang ada di ruangan itu termasuk pada Jupiter yang masih terlihat duduk anteng dengan kedua kaki yang dia naikkan ke atas meja. ~MEROKOK~ Hanya kata merokok yang berhasil Vario tulis di papan itu dan Vario kembali meletakkan spidol merah itu ke atas mejanya lalu berjalan ke arah di mana Jupiter sedang duduk santai seolah dirinya sedang bersantai di tepi pantai. Vario duduk tepat di samping kaki Jupiter , menurunkan satu persatu kaki Jupiter dari atas meja itu hingga manik mata keabuan milik Jupiter bertemu dengan manik mata kehijauan milik Vario. "Bersikaplah sebagai mahasiswa yang baik, karena saat ini aku sedang menjelma menjadi seorang dosen yang baik!" Ucap Vario cukup berani dan tetap bertahan dengan tatapannya ke arah Jupiter. Diam, Jupiter sama sekali tak bergeming dari duduknya, namun dari tatapan matanya menyiratkan jika Jupiter tidak terima saat dosen itu menurunkan kakinya bahkan mengatakan sesuatu yang membuatnya sakit hati. "Aku bukanlah orang yang bisa kau perintahkan!" Jawab Jupiter terdengar datar. "Dan aku bukanlah orang yang akan menyerah kalah hanya karena penolakan semacam ini!" Balas Vario masih mempertahankan tatapannya. "Oh,,, tingkat kepercayaan diri Anda cukup tinggi, tapi sebaiknya Anda menjaga sikap dan batasan Anda di sini!" Timpal Jupiter sinis, dan Vario langsung terkekeh dengan ucapan Jupiter. "Why?" Tanya Vario tidak kalah sinisnya. "Apa hanya karena orang tuamu menjadi investor terbesar di kampus ini lantas kamu berpikir kamu bisa bertingkah semaumu? Oh tidak sayang! Hari ini aku sudah mengambil alih apa yang selama ini kau banggakan tuan muda, Jupiter Orion!" Seru Vario dengan mengucap nama Jupiter Orion secara detail. Ya , tadi saat Vario duduk di kursi meja kerjanya, Vario meminta Alexander mencari tau siapa Jupiter Orion, dan lewat perangkat rahasia yang terpasang di telinganya Alexander mengatakan jika Jupiter adalah putra tunggal dari pebisnis senior, King Orion, dan ternyata perusahaan milik Vega K Dwayne ternyata bekerjasama dengan perusahaan milik King Orion, namun tentu Vario hanya mengetahui hal itu dan untuk lebih jelasnya, akan dia pelajari lagi nanti. "Heh,, Anda pasti sedang membual!" Seru Jupiter lagi. "Kenapa? Apa kau pikir aku tidak bisa memberikan kamu surat skorsing atau DO jika kau masih bersikap seperti ini? Oh,, aku pikir kau yang terlalu naif tuan muda Jupiter," balas Vario tapi Jupiter malah bangkit dari duduknya, dan mengambil tas di atas mejanya , guna meninggalkan klas yang bahkan baru tujuh belas menit dia ikuti, tapi rasanya dia sudah sangat lama di sana. Jupiter melangkah, mengabaikan sang dosen, Vario yang masih ingin memberikan ancaman padanya dan sungguh dia bukan tipe orang yang bisa asal di ancam atau di intimidasi seperti ini. Tidak. "Berhenti. Aku bilang berhenti! Ini adalah klasku, dan saat ini materi ku belum selesai. Maka tidak satupun mahasiswa yang bisa meninggalkan klasku sebelum klas ini selesai, termasuk kau, Jupiter." Ucap Vario menahan langkah Jupiter yang ingin keluar dari klas tersebut, tapi lihat saja, Jupiter masih tetap melangkah, mengabaikan segala yang Vario ucapkan, lalu membuka pintu rungan itu. "Aku bahkan bisa mengirimkan surat sangsi atau skorsing kamu pada orang tuamu, dan meminta dia untuk menemui ku secara pribadi jika kau tetap tidak ingin bekerja sama saat ini, dan aku bersumpah, akan benar-benar mengirim surat skorsing pada Papa mu, King Orion!" Teriak Vario dan saat Vario menyebut nama King Orion, langkah Jupiter langsung terhenti di ambang pintu, lalu berbalik menatap sang dosen yang bahkan tidak berbalik untuk menatap dia yang akan berlalu atau ketika dosen itu berbicara padanya. "Kau pikir aku akan percaya dengan omong kosong Anda? Aku harap ini adalah hari terakhir anda? Jadi, jangan sok tegas! Aku tidak mau di ajari oleh dosen seperti Anda, yang usianya hanya beda dua atau tiga tahun dari kami disini. Kenapa Anda tidak menghabiskan saja waktu Anda di salon kecantikan, atau sekedar berbelanja di mall, bukan malah mengurusi kami di sini!" Balas Jupiter, meninggikan suaranya, hingga Vario menarik nafasnya sembari mengangguk juga terkekeh dengan ucapan Jupiter, mahasiswanya. "Kalo begitu, silahkan pergi, dan akan kupastikan, sebelum kau sampai di rumahmu, surat skorsing kamu sudah di terima oleh tuan King Orion." Jawab Vario saat berbalik dan menatap Jupiter dengan tatapan angkuh. "Silahkan. Bukankah kau sudah membuka pintunya, kau hanya perlu melangkah dua langkah saja lalu keluar dan menutup pintunya maka aku anggap kau benar-benar sudah keluar dari klasku!" Tantang Vario lagi dan Jupiter benar-benar melangkah keluar, berlalu begitu saja tanpa menutup pintu klas itu lagi. Vario menghela nafas lalu menghembuskannya, berjalan ke arah meja kerjanya lalu mengirim dua lembar file pada satu email yang sebelumnya sudah Alexander kirimkan padanya , karena Alexander masih terhubung secara aktif di perangkat Vario, melacak lebih jelas siapa King Orion. Karena itu juga merupakan bagian Alexander, ketika memutuskan ikut permainan Vario yang berganti peran sebagai Vega K Dwayne. "Oh itu sangat keren, Rio! Gue belum pernah liat lu sekeren ini!" Ucap Alexander di saluran lain. "Gue akan buktikan pada mereka , jika mereka melawan orang yang salah!" Balas Vario lirih dan menekan tombol kirim di layar tabletnya, mengirim file dokumen yang berisi surat skorsing atas nama Jupiter Orion, pada email milik King Orion, dan beruntungnya email itu langsung terlibat sudah di buka di perangkat tujuan. "Gue setuju. Bullying semacam ini memang harus segera di hentikan, sebelum generasi masa depan semakin bobrok!" Imbuh Alexander di saluran lain dan Vario malah terkekeh dengan ucapan bijak sahabatnya. "Belajar dari mana lu kata-kata tadi?" Tanya Vario sambil terkekeh. "Gue lagi baca artikel!" Jawab Alexander jujur dan Vario langsung tertawa, kecil sambil menutup mulutnya. "Kemajuan. Gue demen ni kalo lu kek gini!" Imbuh Vario lagi, dan kali ini Alexander yang justru terkekeh. "Harus!" Jawab Alexander di saluran lain. "Jadi lu benar-benar mengirimi mahasiswa lu surat skorsing di hari pertama dulu sebagai dosen? Gila lu ya?" Sambung Alexander ketika melihat email baru dengan nama Vega K Dwayne baru saja mengirim file dokumen ke email milik King Orion. "Sudah gue bilang, gue mau nunjukin pada mereka jika gue bukan orang yang bisa mereka lawan dengan cara keras! Dan kita lihat apakah tuh anak akan kembali atau benar-benar mengabaikan skorsing dari gue!" Ucap Vario lagi lalu mulai menghitung mundur dari angka sepuluh. Di tempat lain. Seorang pebisnis sedang meeting penting ketika sekretarisnya mengatakan jika ada email penting masuk ke kotak emailnya dan sang sekretaris mengatakan jika email tersebut berasal dari akun dengan nama Vega KD, dan tentu King Orion tidak tahu siapa pemilik email dengan nama Vega KD. "Apa?" Tanya King Orion saat sekertarisnya mengatakan jika ini email penting. "Ada email penting!" Jawab sang sekertaris sambil menyerahkan tablet yang sudah dia buka dan menunjukkan dua file yang baru saja dikirim oleh Vega KD. King membaca bait demi bait file dokumen itu, dan langsung bisa menyimpulkan jika itu adalah surat skorsing putranya. Namun yang jadi pertanyaan King Orion saat ini adalah bagaimana mungkin seorang dosen biasa seperti Vega, yang mengiriminya email skorsing? Apa dosen itu tidak tahu siapa dirinya di kampus itu, hingga berani-beraninya dia mengirimi putranya surat skorsing secara langsung seperti ini? "Baik. Untuk saat ini, meeting saya tunda. Untuk kontrak kerja sama ini, nanti sekertaris saya akan mengirimkannya langsung ke email masing-masing perusahaan!" Ucap King saat bangkit dari duduknya lalu berlalu meninggalkan ruangan meeting, sambil merogoh saku celananya, mengeluarkan ponsel dari sakunya lalu menghubungi salah satu nomer ponsel di handphone miliknya, sementara tamu meeting di tangani oleh sang sekertaris. Jupiter masih berjalan di koridor kampus menuju parkiran di mana mobilnya terparkir, saat tiba-tiba ponsel di saku celana jeansnya bergetar dengan ritme panjang, dan Jupiter tau jika itu adalah isyarat panggilan masuk, kemudian Jupiter menatap layar ponselnya, dan melihat ada nama Daddy di layar ponselnya. Tanpa berpikir panjang Jupiter menerima panggilan telpon itu lalu menempelkannya di sisi telinga sebelah kanannya. "Ya, hallo." Jawab Jupiter santai dengan langkah lebarnya. "Piter! Kau di mana?" Sapa orang di seberang telpon yang tidak lain adalah King Orion, ayahnya. "Di kampus. Emang Daddy pikir Piter di mana?" Tanya balik Jupiter karena saat ini dia Jupiter memang masih di zona kampus. "Apa yang kau lakukan? Kenapa Daddy mendapatkan email, surat skorsing kamu dari kampus? Apa ada masalah?" Tanya King to the poin dengan apa yang saat ini membuat darahnya mendidih. Bagaimana mungkin kampus itu berani memberikan surat skorsing pada putranya, di saat dia sudah memberi sumbangan dalam nominasi cukup besar untuk kampus tersebut. Setidaknya ini bisa di bicarakan secara baik-baik, sebelum mereka mengeluarkan keputusan atau surat skorsing seperti saat ini. "What?" Syok Jupiter dengan apa yang baru saja ayahnya ucapkan. "Surat skorsing?" Kutip Jupiter dengan nada syok dan otak yang memanas karena marah. Dosen baru itu benar-benar mengirimi ayahnya surat skorsing? 'Oh b******k. Dasar dosen g****k! Apa dia tidak tau apa yang bisa di lakukan Daddy ku dengan keputusan gila ini! Oh dia benar-benar ceroboh!' umpat Jupiter dalam hati. "Ya. Daddy mendapatkan email yang menyatakan kamu di skorsing dari kampus dengan pemilik email VEGA KD. Apa apaan ini?" Tegas King pada sang putra dan Jupiter langsung mengepalkan tangannya muak juga murka dengan aksi sang dosen. "Dia dosen baru di kampus Piter, dan dia baru saja bikin masalah sama Piter!" Jawab Jupiter kesal. "Dosen baru?" Kutip King. "Yes Daddy, dia dosen baru dan mungkin dia belum tau jika Daddy adalah investor terbesar di kampus ini!" Jawab Jupiter sambil menghela napas dan King hanya mengangguk paham. "Tetap di tempatmu, Daddy akan menghubungi rektor , dan memintanya untuk memecatnya saat ini juga!" Ucap King Orion dan Jupiter hanya asal mengangguk sebelum King benar-benar memutus panggilan itu secara sepihak. Kemudian menghubungi nomer ponsel sang rektor, namun nomer itu malah tidak bisa di hubungi karena sang rektor sedang menghadiri seminar dan ponsel-nya sedang berada di mode pesawat. Sembilan puluh lima menit berlalu, klas akhirnya berakhir dengan cukup tertip. Para mahasiswa terpaksa mengikuti materi yang Vario paparkan setelah beberapa serangan yang Vario lakukan, dan setelah dua orang di antara mereka mendapatkan serangan balik dari benda yang seharusnya menjadi petaka bagi sang dosen, di tambah lagi Jupiter, yang memilih keluar dari klas itu sebelum materi berakhir membuat mereka tidak punya pilihan lain selain mengikuti klas itu, karena mereka tidak mau ambil resiko jika dosen baru itu benar-benar bertindak melewati batas yang bisa mereka pikirkan. Bagaimana mungkin seorang dosen membawa senapan ke dalam klas dan menggunakan senjata itu untuk menyerang mahasiswanya. Oh itu benar-benar bukan sikap seorang dosen, tapi lebih ke sikap seorang GANGSTER. Vario berjalan menelusuri koridor kampus untuk sampai di lobby parkiran, karena hari ini klasnya hanya berlangsung seratus lima puluh menit saja dan hanya di satu klas, maka kembali adalah solusi untuk meredam amarah dalam otaknya, karena selain itu, hari ini Vario juga akan pulang ke rumah orang tuanya, orang tua Vega K Dwayne maksudnya, guna melihat kondisi sang ibu setelah seminggu tak melihat putrinya dan sudah dari semalam Hanzel, ibu dari Vega K Dwayne sudah berkali-kali menghubungi nomer ponsel Vega, dan Vario tau jika seorang ibu akan merasa khawatir jika putri satu-satunya tidak pulang hampir sepuluh hari , karena kadang Karisma, ayahnya juga akan menjadi sangat bawel jika dia tidak menghubungi pria tampan itu seharian penuh. Baru saja Vario berbelok di ujung koridor saat pandangannya malah bertemu dengan tatapan angkuh Jupiter yang tengah duduk santai dengan sebelah kakinya yang berpangku pada kaki lainnya. Vario menghela napas lalu menghembuskannya, dan tetap berjalan untuk segera sampai di parkiran mobilnya dengan mengabaikan ekspresi acuh mahasiswanya, Jupiter. "Anda cukup bernyali juga ya!" Sarkas Jupiter saat Vario melewatinya begitu saja, bahkan dengan ekspresi dinginnya. Vario tidak menghiraukan apa yang baru saja Jupiter ucapkan karena pikirnya, saat ini klas dia sudah berakhir, dan saat ini mereka sedang tidak terikat aturan klas, maka Vario mengabaikan ucapan Jupiter. "Ku pastikan ini adalah hari terakhir Anda menjadi dosen di kampus ini, karena hari ini juga, Anda akan segera di pecat!" Sambung Jupiter terdengar percaya diri, dan saat itu juga Vario berhenti sejenak ketika mendengar ucapan Jupiter yang mengatakan jika ini adalah hari terakhir dia akan menjadi dosen di kampus ini. "Benarkah!" Ucap Vario tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya, sementara Jupiter hanya mengedikkan bahunya sombong, lalu membuang muka ke arah lain, dan baru setelah itu Vario berbalik menatap Jupiter, berjalan mendekati tempat duduk Jupiter. Menumpukan kedua tangannya di kedua sisi tubuh Jupiter, lalu menunduk untuk mempersempit jarak antara dia dan Jupiter, hingga wajah Vario dan Jupiter hanya berjarak kurang lebih lima belas sentimeter dengan posisi Jupiter yang duduk sementara Vario berdiri dan sedikit berjongkok. Terasa cukup intim bagi siapa saja yang melihat posisi keduanya. "Buktikan jika ucapan mu benar, karena aku ingin melihat sehebat apa kau melakukan ini tanpa campur tangan orang tuamu!" Sambung Vario menantang Jupiter hingga membuat Jupiter semakin geram dan muak, lalu menepis lengan Vario di kedua sisi tubuhnya seolah Vario sedang mengunci gerak Jupiter, namun sialnya, saat Jupiter menepis kedua lengan Vario, hak sepatu Vario malah bergeser dan Vario kesulitan menahan tubuhnya di atas sepatu hak tingginya, dan Brakk,,, Tubuh Vario jatuh tepat di atas tubuh Jupiter yang juga baru akan berusaha bangkit dari duduknya hingga mau tidak mau keduanya berakhir menempel satu sama lain di kursi panjang koridor kampus. Tidak hanya tubuh mereka yang menempel satu sama lain, tapi bibir mereka juga ikut saling menempel dengan sebelah tangan Jupiter menahan d**a Vario dan naasnya, tangan Jupiter malah berada tepat di salah satu buah dadda Vario hingga membuat keduanya syok luar biasa, apa lagi kali ini kejadian itu di lihat oleh beberapa mahasiswa lain yang juga baru selesai dengan klas mereka masing-masing. Vario melirik ke arah dadanya di mana Di sana ada tangan Jupiter yang sedang menahan dadanya namun justru tangan itu ikut mencengkram buah dadanya dan ya Vario sontak,,,
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN