Nita melihat tongkolku dibersihkan dari lendir licin dan memerintahkan tongkolku kembali, tapi kali ini Nita yang membimbing tongkolku melalui lubang belakangnya yang sempit daripada melalui lubangnya yang tidak berbahaya. Meki menggigit bibirku dan merasakan sesak dan hangatnya lubang belakang Nita. Saat tongkolku meluncur di lubang belakang, Nita menyuruhku untuk menggerakkan tongkolku maju mundur dan perlahan saya mulai menggerakkan tongkolku. Saya merasakan betapa eratnya dinding lubang belakang Nita membentang di seluruh tubuh saya dan bahkan sampai ke kaki saya. Sungguh kenikmatan hal yang sangat istimewa, tapi saya hanya menekan tongkol saya beberapa kali dan berhenti karena takut cairan saya akan menembak, tapi sayang sekali kenikmatan itu hilang begitu cepat. Ketika saya berhent