Dalam perjalanan ke rumah ibu mertua saya, saya banyak berpikir dan mengambil keputusan. Bahkan ketika saya mulai memikirkan langkah-langkah yang harus saya ambil, kondisi saya saat itu terlalu tegang. Saya sedang terburu-buru untuk pulang cepat dan tidak terlambat. Ayah mertua saya sedang tidur dan saya khawatir saya tidak akan bisa menjalankan rencana saya. Ketika saya mengetuk pintu dengan keadaan Ayah mertua saya tertidur, saya membuka pintunya sendiri. Saya mencium tangannya dan saya langsung memeluknya seperti biasa. Tapi saya sangat menyukai memeluk Ayah mertua saya, yang biasanya saya lakukan tanpa merasakan apa-apa. Saya memeluknya hingga tubuh saya sangat dekat dengannya. Seperti biasa, dia mengenakan kaos oblong dan sepotong kain panjang di pinggangnya. Saat saya memeluk dadanya
