Gerakanku semakin cepat saat Ibu Lathi mengguncang dengan kencang. Oh oh boo ... oh oh oh ... Mulut ibu seperti sulap.. Ohh.. Saya… terbangun. “Hmmmm…rasanya sedikit asin untuk ukuranku…tapi enak…” Bu Lathi masih menjilati tongkolku yang masih berdiri seperti Menara Mercusuar di laut lepas, Tower jaringan di kota atau menara tinggi lainnya di indonesia . "Tunggu sebentar... Saya mau minum dulu..." ucapnya setelah selesai menjilati alat tempurku. Ketika Ibu Lathi memunggungi saya, meminum air dari kulkas. Saya melihat tubuh yang kokoh dan itu ohhh, b****g bulat. Saya suka pinggul yang bulat dan provokatif.
Saya tidak tahan melihat dari jauh jadi saya bangun dan menghampirinya dan memeluknya dari belakang. "Hary.. Jangan main-main dan biarkan saya minum dulu..!" katanya putus asa. "saya tid
