Serra berlari keluar dari restoran menuju tempat parkir. Dia langsung masuk ke dalam mobil lalu mengenakan sabuk pengaman. Cindy yang ada di kursi samping memandangnya heran. Gadis itu mengerutkan kening, lalu menelisik dengan bibir berkedut. "Kak Serra, kau seperti pencuri yang lari dikejar warga. Bukankah kau baru saja berbicara berdua dengan Presdir Max, apa yang dia bicarakan?" Mode kepo sudah mengendalikannya. Cindy tidak akan puas sebelum mendapat jawaban yang diinginkannya. "Memangnya apalagi yang dapat kami diskusikan? Tentu saja ini masih berkaitan dengan proyek kerja sama." Serra berdehem pelan lalu lalu memutar kontak mobil. Cindy membangut dagunya ragu. "Benarkah? Aku merasa tidak sesederhana itu," ucapnya. Prasangka Cindy membuat Serra gugup. Tanpa sadar dia menggar